Senin, 20 Mei 2019

Nasehat Rasulullah Menyambut bulan Ramadan



Oleh: Minah, S.Pd.I
(Penulis Motivasi)

Tidak terasa sebentar lagi Ramadan akan tiba, semerbak baunya sudah tercium. sudah seharusnya kita bergembira untuk menyambut kedatangannya. Bulan yang penuh keberkahan, kemuliaan dan keutamaan.  Obral pahala besar-besaran.  Bulan suci ini, pahala kebaikan kita akan dilipatgandakan. 

Ramadan adalah  bulan yang penuh  ragam kebaikan, keutamaan dan keberkahan. Ramadan  sepuluh pertamanya adalah rahmat, sepuluh pertengahannya adalah ampunan dan sepuluh terakhirnya adalah pembebasan dari api neraka. Semoga kita mendapatkan rahmat, ampunan dan pembebasan dari api neraka. Aamiin.

Nasehat Rasulullah menyambut bulan ramadan. 

Pertama, Bulan Ramadan menuntut kita untuk semakin meningkatkan taqarrub kepada Allah Subhanahu Wa Ta’aala dengan amalan-amalan sholeh, yang fardhu maupun sunnah. Yang fardhu  tentu saja tidak boleh kita tinggalin walaupun di luar bulan ramadan seperti puasa ramadan, sholat lima waktu, menuntut ilmu, berdakwah, melakukan amar ma’ruf nahi munkar, berbakti kepada orang tua, berjuang menegakkah syariah Islam, dll. Yang sunnah seperti sholat malam, sholat dhuha, tilawah Qur’an, bersedekah. Dll.

Kedua, Memperbanyak Doa serta memohon ampunan dan perlindungan kepada Allah dari azab neraka jahannam. 

Ketiga, bersimpati kepada orang lain walau dengan sekedar memberi makan orang yang berbuka puasa dengan seteguk air atau sebiji kurma. Kondisi kekurangan tidak menjadi alasan untuk berbagi dengan orang lain. Dalam sebuah riwayat terkenal, Abu Jahm radhiallahu anhu. bertutur bahwa saat berlangsung perang Yarmuk, ia pergi mencari sepupunya yang ikut berperang sambil membawa air dalam sebuah kantong kulit untuk diminum dan membasuh lukanya sekiranya ia masih hidup. Secara kebetulan, ia menemukan sepupunya tergeletak bersimbah darah. Saat ia ditanya apakah perlu air, ia menjawab “ya” namun, tak lama kemudian terdengar suara orang mengerang dari tempat yang tidak jauh dari mereka. Sepupu abu Jahm menunjukkan kearah suara itu dengan maksud agar Abu Jahm memberikan terlebih dahulu air kepada orang itu yang memang sedang sangat kehausan. Baru saja Abu Jahm mau memberi minum orang itu, tiba-tiba terdengar suara lain yang juga mengerang. Orang kedua ini pun segera memberikan isyarat kepada Abu Jahm memberi minum terlebih dahulu orang yang barusan mengerang itu.  Dengan cepat Abu Jahm menghampiri Orang ketiga yang juga sedang terluka dan memberi minum. Orang itu keburu meninggal. Abu jahm segera kembali menuju orang kedua. Namun orang kedua pun ternyata sudah meninggal. Segera Abu Jahm menghampiri kembali sepupunya. Namun. Sepupunya pun telah syahid terlebih dahulu.

itulah nasehat Rasulullah. Semoga nasehat Rasulullah dan Sahabat diatas, bisa kita realisasikan di dalam diri kita. Di bulan ramadan maupun diluar Ramadan. Aamiin. Yuk persiapkan diri untuk menyambut bulan ramadhan.

Jumat, 03 Mei 2019

Menyambut Ramadan yang Penuh Ampunan



Oleh: Minah, S.Pd.I
(Pemerhati Remaja)

Sobat, sebentar lagi Ramadan loh, kedatangannya tinggal menunggu hari. Sudah siap untuk menyambutnya kan? Ramadan merupakan bulan suci yang penuh ampunan telah datang. Semerbak aroma ramadan sudah terasa, sudah seharusnya kita
menyambutnya dengan rasa suka dan bahagia. Bagi mereka yang beriman pasti akan
merasa senang karena bisa merasakan bulan ramadan.

Namun, tidak semua sob, yang suka akan datangnya bulan ramadan. Alasannya
karena menganggap  Ramadan adalah bulan siksaan karena harus puasa menahan lapar dan haus. Belum lagi kudu tarawih malamnya karena paksaan. Hmm..
Menyedihkan!

 Padahal sabda Rasulullah Shollallahu ‘alaihi Wasallam dalam khutbahnya tentang
ramadan adalah:
Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat, dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari paling utama. Malam-malamnya adalah malam yang paling utama. Jam
demi jamnya adalah jam-jam paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi
tamu Allah dan dimuliakanNya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu
adalah ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabah.”

Masyaallah, ternyata sobat, sudah sangat gamblang diterangkan oleh Rasulullah
tentang apa itu Ramadan. Rugi banget jika kita nggak bisa memanfaatkan bulan spesial ini, bulan yang penuh ampunan.

Sangat disayangkan jika Ramadan tidak dimanfaatkan dengan maksimal. Padahal di
bulan ini obral pahala begitu banyaknya. Seperti sabda Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi
wasallam. dalam sebuah hadits qudsiy: “Demi dzat yang jiwaku berada di tanganNya,
bau mulut orang yang berpuasa benar-benar lebih harum di sisi Allah daripada bau
minyak kesturi. Dia meninggalkan makanannya, minumannya, dan syahwatnya semata-
mata karena Aku. Puasa itu adalah bagiKu. Dan Aku sendirilah yang akan memberikan
pahalanya. Dan kebajikan (pada bulan Ramadhan) diberi pahala dengan sepuluh kali
lipat kebajikan yang semisalnya.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah)

Nah sobat, Menjalankan ramadan adalah suatu kewajiban bagi setiap Muslim. Selain
itu, jika kita mampu puasa dan sukses dalam menjalani ramadan maka kita akan meraih ketakwaan. Sebagaimana firman Allah:

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana
puasa itu diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa.” (QS. Al-
Baqarah:183)

“Siapa saja berpuasa ramadan dan menghidupkan ramadan dengan dilandasi
keimanan dan semata-mata mengharap ridho Allah Subhanahu Wa Ta’aala niscaya
diampuni dosanya yang telah lalu. Siapa saja yang menghidupkan lailatul qadar dengan
dilandasi keimanan dan semata-mata mengharao ridho Allah Subhanahu Wa Ta’aala niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Tirmidzi)

Ramadan sebentar lagi, so, yuk persiapkan diri kita. Jangan mau hanya mendapat lapar
dan dahaga saja saat menjalankan bulan ramadan. Akan tetapi, Raihlah ampunan Allah
yang seluas langit dan bumi itu. Selamat berjuang di bulan Ramadan nanti untuk
mendapat predikat muttaqin, orang yang bertakwa. Sambut Ramadan, raih ampunan.

#Revowriter
#MenyalaBersamaRevowriter
#KompakNulis
#TwoDaysOnePost
#TDOPPart3
#Post1

Rabu, 27 Maret 2019

Masalah Terus Menghampiri



Oleh: Minah, S.Pd.I

Menjalani kehidupan adakalanya bahagia, adakalanya bersedih, ujian terus menghampiri dan masalah yang ada kian banyak. Ibarat kita berlayar di lautan lepas. Kadang airnya tenang, kadang bergelombang, namun tak jarang menemukan ombak besar.  Menjalani kehidupan juga bisa diibaratkan seperti angin, kadang anginnya berhembus pelan dan kadang angin kencang. Itulah roda kehidupan. Yang selalu berputar dan terus berputar.

Hidup tidak akan luput dari masalah.  Belum selesai masalah satu, datang lagi masalah baru. Tidak jarang ada yang mengeluh dan ada yang tetap tegar dan bersabar.  Namun, kita tidak boleh pasrah dengan masalah tersebut. Kita harus mampu menghadapi masalah yang ada.

Walaupun terkadang masih ada yang merasa bahwa dia tak sanggup menghadapi masalah bahkan tidak kuat, merasa bahwa masalahnya sangat besar. Padahal ada Allah yang akan menolong kita.  Allah menguji sesuai kesanggupan kita. So, pilihan kita ada 2 yakni hadapi masalah lalu selesaikan atau lari dari masalah lalu menyerah. Nah bagi kita, tentu saja memilih untuk menghadapi masalah lalu menyelesaikannya. Tidak boleh menyerah. Walaupun sejuta masalah hadir bagai air bah, namun kita mampu mengahadapi itu semua.
Oleh karena itu, banyaklah mengingat Allah, pasrahkan semua kepadaNya dan minta pertolonganlah kepadaNya. Dan bersabarlah.

“Sesungguhnya Allah Azza Wajalla jika mencintai suatu kaum, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Barang siapa yang sabar, maka dia berhak mendapatkan pahala kesabarannya. Dan barang siapa marah, maka diapun berhak mendapatkan dosa kemarahannya.” (HR. Ahmad).

Yakinlah bahwa setiap masalah yang menghampiri kita, itu semua karena Allah cinta kepada kita, Allah pun akan mengangkat derajat kita, kita berusaha untuk mampu menghadapinya dan bersabar. Serta tak lupa untuk berdoa kepada Allah dan mohon pertolonganNya. Teruslah mendekatkan diri kepada Allah serta tunduk dan taat kepadaNya.

"Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang Mukmin bertawakal." (QS. Ali 'Imraan: 160)

Kamis, 14 Maret 2019

Tips Memperoleh Ketenangan Hati



Oleh: Minah, S.Pd.I
(Penulis Motivasi)

Setiap manusia pasti menginginkam ketenangan hati. Namun adakalanya tidak tenang, hidup terasa hampa, yang ada malah gelisah. Bahkan ada yang mengatakan jika mereka punya harta berlimpah mampu membuat bahagia. Tetapi, itu semua tidak menjadikan dia bisa tenang, hidup dengan harta banyak membuat dia semakin gelisah. Ada juga yang hidup berkecukupan tapi dia bisa bahagia dan mendapatkan ketenangan hati.
Karena itu, kita butuh kunci agar mampu mendapatkan ketenangan hati. Bagaimana caranya? Yuk simak ya…

Pertama, Ingat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’aala. Dengan mengingat Allah hatipun akan tenang. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’aala yang artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d:28)

Oleh karena itu, kita kudu banyak mengingat Allah dengan berzikir, zikir yang sebanyak-banyaknya dan bertasbih kepadaNya.

Kedua, Berpikir Positif. Berpikir positif atau berbaik sangka akan membawa pada sesuatu yang bermanfaat dan kebaikan.

Ketiga, Jangan mengingat penyesalan di masa lalu. Berpikirlah ke depan untuk menjadi lebih baik.  Bilapun kita mengingat dosa-dosa yang lalu, maka berdoalah kepada Allah, agar Allah Subhanahu wa Ta’aala mengampuni dosa-dosa kita, so bertobat dan tidak melakukan dosa lagi. Dan berupaya untuk menjadikan masa lalu menjadi sebuah pelajaran agar menjadi lebih baik lagi.

Keempat, jangan pernah menyimpan dendam di hati, karena dendam itu merupakan penyakit hati yang harus dihindari. Dendam diibaratkan sebagai racun dalam hati kita, maka jauhilah.

Kelima, jauhi sifat terburu-buru. Karena itu, pergunakanlah waktu dengan sebaik mungkin, jangan sampai kita menyia-nyiakannya. Agar tidak terjadi penyesalan.

Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Manfaatkan 5 perkara sebelum datang 5 perkara: waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, waktu kayamu sebelum datang waktu fakirmu, waktu senggangmu sebelum datang waktu sibukmu, waktu hidupmu sebelum datang waktu matimu.” (HR. Hakim)

Waktu itu adalah amanah. Waktu bukanlah uang ataupun emas. Tetapi nyawa. Karena jika waktu terbuang atau hilang, tidak dapat diganti seperti layaknya nyawa. Manusia yang menyia-nyiakan waktu adalah manusia yang tidak menghargai hidup dan nyawanya.

So, manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk taat kepada Allah,  dengan memperbanyak ibadah dan amal sholeh.

Keenam, Perbanyak Doa, agar Allah memberikan ketenangan hati kita dan istiqomah di jalan yang Allah ridhoi.

Yuk, semakin mendekatkan diri  kepada Allah dan memperbanyak doa. Agar segala amalan yang kita lakukan diridhoi dan bernilai pahala dihadapan Allah. Kita berdoa, agar segala apa yang kita inginkan bisa terpenuhi, semua amal sholeh yang kita lakukan, Allah balas dengan memberikan pahala berupa surgaNya. Kita beramal sholeh hanya ingin mendapatkan ridho Allah, sehingga amal yang kita lakukan tidak sia-sia. Karenanya, perbanyaklah doa.

So, dari tips diatas, semoga mampu diterapkan dalam diri kita, agar senantiasa kita bisa mendapatkan ketenangan hati. Berupaya untuk menjadi lebih baik hanya karena Allah  subhanahu wa Ta’aala. Wallahua’lam.

Senin, 11 Maret 2019

Tips Untuk Meredam Marah



Oleh: Minah, S.Pd.I


Tak jarang dari kita marah dan mengeluarkan nada tinggi hanya karena hal-hal yang dianggap sepele. Banyak juga, yang marah akhirnya  bermusuhan, menimbulkan perkelahian bahkan bisa sampai berujung maut. Astaghfirullah.

Marah merupakan fitrah yang telah diberikan oleh Allah kepada setiap manusia. Setiap manusia pasti pernah merasakan marah. Tetapi, Islam telah memerintahkan umatnya agar bisa menahan amarah. Allah Subhanahu Wa Ta’aala berfirman yang artinya “… dan orang-orang yang bisa menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain.” (QS. Ali Imran:134). Ayat tersebut menjelaskan bahwa mengendalikan amarah adalah salah satu sifat orang-orang yang bertakwa. Bahkan akan lebih utama lagi apabila memaafkan kesalahan orang yang membuat dirinya marah.

Memang terkadang meredam marah itu tidak mudah, disini kita butuh bersabar dan saling memaafkan. Kalau sesuatu itu diselesaikan dengan marah, maka tidak akan ada penyelesaian. Yang ada, masalahpun makin bertambah. Nah, karena itu kita butuh tips meredam marah. Hmm… apa itu? Yuk simak sahabat.

Tips agar mampu meredam marah:

1. Berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.
Jadi kita lagi marah, banyak-banyaklah berlindung kepada Allah, karena setan akan terus menggoda manusia. dan banyak istighfar.

2. Berwudhu.
 “Sesungguhnya marah itu berasal dari setan dan setan diciptakan dari api, dan api hanyalah dapat dipadamkan dengan air. Apabila diantara kalian marah, hendaklah berwudhu. “ (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

3. Diam
Karena diam itu lebih selamat dan lebih baik. Walaupun kondisi ingin marah, tetaplah menahannya dengan diam. Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Apabila salah seorang diantara kamu marah, maka diamlah!” (HR. Ahmad)

4. Duduk atau berbaring
Apabila kamu marah dalam keadaan berdiri, maka duduklah. Jika masih marah, maka berbaringlah. Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Maka apabila salah seorang diantaramu marah dalam keadaan berdiri, duduklah, dan apabila dalam keadaan duduk masih marah maka berbaringlah!” (HR. Abu Daud)

5. Mengingat pahala menahan marah

“Seseorang datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam lalu mengatakan, wahai Rasulullah ajarkan kepadaku tentang suatu ilmu yang mendekatkanku kepada surga dan menjauhkanku dari neraka. Beliau bersabda, “janganlah marah dan kamu mendapatkan surga”. (HR. Thabrani)

“Ada 3 hal yang apabila dilakukan akan dilindungi Allah dalam pemeliharaanNya, ditaburi rahmatNya, dan dimasukkanNya kedalam surgaNya, yaitu: Apabila diberi ia berterima kasih, apabila berkuasa ia suka memaafkan dan apabila marah ia menahan diri.” (HR. Hakim dan Ibnu Hibban dari ibnu ‘Abbas).

“Tidak ada menahan diri yang lebih besar (nilainya) di sisi Allah melebihi menahan diri dari amarah yang dilakukan oleh seorang hamba untuk mencari ridha Allah”. (HR. Ibnu Majah)


6. Merenungkan dampak dari kemarahan
Kita juga butuh merenung akan dampak dari marah kita, apakah dari marah itu mampu menimbulkan hal yang baik atau mungkin dampak buruk. Bila marah hanya hal sepele atau karena tidak tahan menghadapi cobaaan maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa melainkan dosa. Astgahfirullah. Oleh karena itu, kita perlu intropeksi diri atau merenung.

7. Mengingat pahala memaafkan seseorang

Allah Subhanahu Wa Ta’aala berfirman yang artinya “… dan orang-orang yang bisa menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain.” (QS. Ali Imran:134). Ayat tersebut menjelaskan bahwa mengendalikam amarah adalah salah satu sifat orang-orang yang bertakwa. Bahkan akan lebih utama lagi apabila memaafkan kesalahan orang yang membuat dirinya marah.

8. Menjauhi diri dari mencaci maki dan menuduh.
 Penting sekali menjaga lisan kita dari marah, kita kudu menjauhi diri  dari kata–kata yang menyakitkan, mencaci maki, maupun menuduh. Jika ada kesalahan dari saudara atau teman, maka lebih baik tabayyun terlebih dulu, tanya dan minta penjelasannya, tidak langsung menuduh yang tidak baik atau berburuk sangka. Karena menuduh orang atau berburuk sangka tidak diperbolehkan dalam Islam.

9. Berfikir positif.
Kita harus berpikir positif atau berbaik sangka.

10. Sabar
“Bersabar ketika marah, dan memberikan maaf ketika dinistakan. Jika mereka melakukannya, Allah akan menjaga mereka dan menundukkan musuh mereka kepadanya.” (HR. Bukhari)


Orang yang paling kuat itu adalah orang yang bisa menahan dan mengendalikan amarahnya. Rasulullah bersabda; “Orang yang kuat bukanlah orang yang menang bergulat, tetapi yang disebut orang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya pada saat marah.” (HR. Bukhari dan Muslim ). Jadi jangan marah jika ada masalah yang dihadapi, harus sabar dan menahan marah. Karena dengan marah tidak akan menyelesaikan masalah.

Oleh karena itu, kita sudah seharusnya mampu untuk menahan amarah, karena orang yang kuat adalah orang yang menahan amarah, orang yang mampu menahan amarahnya, maka Allah akan melindungi kita, memberikan Rahmat dan memasukkan dalam surgaNya. Rasulullah juga memberikan cara agar kita bisa tahan amarah dengan berwudhu. Dan selalu ingat kepada Allah agar hati kita bisa tenang dan tentram. Dengan begitu, kita akan mampu mengendalikan amarah dan memupuk ketakwaan kepada Allah. Insyaallah.

Rabu, 27 Februari 2019

Menahan Marah itu Indah



Oleh: Minah, S.Pd.I

Marah merupakan fitrah yang telah diberikan oleh Allah kepada setiap manusia. Setiap manusia pasti pernah merasakan marah. Tetapi, Islam telah memerintahkan umatnya agar bisa menahan amarah.
 Allah Subhanahu Wa Ta’aala berfirman yang artinya “… dan orang-orang yang bisa menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain.” (QS. Ali Imran:134). Ayat tersebut menjelaskan bahwa mengendalikam amarah adalah salah satu sifat orang-orang yang bertakwa. Bahkan akan lebih utama lagi apabila memaafkan kesalahan orang yang membuat dirinya marah.

Orang yang paling kuat itu adalah orang yang bisa menahan dan mengendalikan amarahnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda; “Orang yang kuat bukanlah orang yang menang bergulat, tetapi yang disebut orang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya pada saat marah.” (HR. Bukhari dan Muslim ). Jadi jangan marah jika ada masalah yang dihadapi, harus sabar dan menahan marah. Karena dengan marah tidak akan menyelesaikan masalah.
Dalam hadits-hadits shahih dituturkan keutamaan orang yang bisa menahan marah dan bisa memaafkan orang lain. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Ada 3 hal yang apabila dilakukan akan dilindungi Allah dalam pemeliharaanNya, ditaburi rahmatNya, dan dimasukkanNya kedalam surgaNya, yaitu: Apabila diberi ia berterima kasih, apabila berkuasa ia suka memaafkan dan apabila marah ia menahan diri.” (HR. Hakim dan Ibnu Hibban dari ibnu ‘Abbas).

Oleh karena itu, bagi orang yang mampu menahan amarahnya Allah akan melindungi kita, bahkan Allah akan memberikan RahmatNya. Jadi,  jika kita mempunyai masalah atau ada yang membuat kita marah, maka sudah seharusnya kita bersabar dan menahan diri agar tidak marah. Karena menahan marah itu indah. Akan ada balasan dari Allah bagi kita yang mampu menahan marah.

Terkadang masih ada yang susah  untuk mengendalikan amarahnya, oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam telah memberikan bimbingan ringkas untuk mengendalikan rasa marah. Dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda:

“Sesungguhnya marah itu berasal dari setan dan setan diciptakan dari api, dan api hanyalah dapat dipadamkan dengan air. Apabila diantara kalian marah, hendaklah berwudhu. “ (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Dan dalam hadist lain disebutkan bahwa rasa marah bisa dihilangkan dengan cara zikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta’aala. Sebab, dengan berzikir, hati seseorang akan menjadi tenang dan tenteram, kontrol diri semakin mantap dan hatinya selalu terpaut kepada Allah Subhanahu Wa Ta’aala. Tatkala hatinya selalu terpaut kepada Allah, maka ia akan berfikir jernih dan sabar. Dengan begitu, dzikrullah akan dapat mengendalikan diri dari rasa marah.

Oleh karena itu, sudah seharusnya kita mampu untuk menahan amarah, karena orang yang kuat adalah orang yang menahan amarah, orang yang mampu menahan amarahnya, maka Allah akan melindungi kita, memberikan Rahmat dan memasukkan dalam surgaNya Allah. Rasulullah juga memberikan cara agar kita bisa tahan amarah dengan berwudhu. Dan selalu ingat kepada Allah agar hati kita bisa tenang dan tentram. Dengan begitu, kita akan mampu mengendalikan amarah dan memupuk ketakwaan kepada Allah. Insya Allah.

Harta Berlimpah Tapi Lupa Allah



Oleh: Minah, S.Pd.I
(Penulis Motivasi)

Seringkali melihat orang yang memiliki harta berlimpah, membuat dia lupa, bersenang-senang dan foya-foya dengan harta yang dia miliki. Tanpa sadar akan terjebak dengan sikap yang boros bahkan sombong. Padahal sejatinya harta itu berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’aala. yang kelak nanti akan dipertanggungjawabkan dari harta yang ia peroleh dan digunakan untuk apa. sayangnya, banyak yang diberi harta berlimpah tapi lupa dengan Allah subhanahu wa ta’aala.

Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam Bersabda : “Kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat tidak akan beranjak hingga dia ditanya tentang umurnya untuk apa dihabiskan? Tentang ilmunya apa yang telah diamalkan? Tentang hartanya darimana ia peroleh dan kemana ia habiskan? Tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan?” (HR.Tirmidzi)

Perkara yang luar biasa dahsyat yang akan dihadapi manusia pada hari kiamat nanti adalah yaumul hisab. Pada saat itu tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dari perbuatan yang pernah dilakukan manusia didunia. Semua akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah.

Yang berat dipertanggungjawabkan adalah harta yang diperoleh darimana dan digunakan untuk apa? Manusia selalu bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, mereka berusaha untuk bekerja keras. Namun dalam bekerja keras, bagaimana memperoleh hartanya? Apakah pekerjaan yang dilakukan halal atau haram? Banyak manusia yang karena ingin dapat harta, mereka bekerja dengan menghalalkan segala cara, belum lagi, bila mendapatkan harta berlimpah membuat dia sombong dan bahkan lupa dengan Allah. Nah, ini yang tidak diperbolehkan dalam Islam.

 Islam mengajarkan kita untuk mencari pekerjaan yang halal, agar harta yang kita miliki mempunyai keberkahan yakni memperoleh harta yang halal serta harta yang kita miliki digunakan untuk kebaikan, memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan keluarga. Dan tak lupa untuk bersedekah dari harta yang kita miliki, bersedekah untuk berbagi kepada orang yang tidak mampu atau kepada orang yang membutuhkan. Jangan pelit untuk  berbagi. Karena sejatinya harta atau rezeki yang berlimpah itu berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’aala.

Oleh karena itu, walaupun kita membutuhkan harta, maka peroleh dengan benar yaitu dengan bekerja dan pekerjaan tersebut dihalalkan dalam Islam. yakin bahwa Allah akan berikan rezeki yang terbaik dan berkah buat kita. karena harta yang kita miliki akan dipertanggungjawabkan kelak dan jangan sombong atau lupa dengan Allah bila sudah diberi harta yang berlimpah namun harus tetap bersyukur karena Allah masih memberikan rezekinya kepada kita..  Semoga kita semua bisa memperoleh harta yang halal dan harta tersebut dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Aamiin.

Sabtu, 16 Februari 2019

Kematian sebagai Pengingat Diri



Oleh: Minah, S.Pd.I

Kematian adalah rahasia, kematiaan adalah berakhirnya ajal seseorang karena Allah Subhanahu Wa Ta’aala telah mengambilnya. Kematian pasti akan terjadi pada siapapun. Ia tidak kenal usia, dalam keadaan miskin atau kaya, dalam kondisi sakit atau sehat, siap atau tidak, Saat kematian menjelang, ia tak dapat dimundurkan sedetikpun. Allah Subhanahu Wa Ta’aala berfirman:

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati...” (QS. Ali ‘Imran: 185).

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh...” (QS. An Nisa’: 78).

Tapi, sangat disayangkan jika masih banyak manusia yang belum mempersiapkan dirinya dengan alasan masih muda dan masih ingin bersenang-senang. Sementara kematian itu sangat dekat. Ada juga yang takut mati karena amalannya belum cukup, dan karena belum siap mati. Padahal kematiaan akan datang kapan saja jika Allah  inginkan.

Jadi, sekaya apapun kita, sehebat dan sesehat apa kita, pasti nanti akan merasakan mati. Kematian sebagai penginggat diri. Dan hanya Allah yang tahu sampai kapan nyawa kita habis. Makanya kita kudu persiapan diri dari sekarang, perbanyak amal baik di dunia agar kita bisa mempersiapkan kematian yang baik. sehingga kapanpun ia datang, kita sudah siap.

Nah,   kematian masuk dalam pembahasan qadha dan qadar. Jika berbicara tentang qadha dan qadar yaitu tentang perbuatan manusia. Ada 2 bagian yakni perbuatan manusia yang dikuasai oleh manusia (dibawah kendali manusia) dan yang tidak dikuasai oleh manusia (diluar kekuasaan manusia).

Bagian yang dikuasai manusia akan dihisab oleh Allah atas perbuatan yang kita lakukan di dunia. Kalau kita kaitkan dengan rezeki dan kematian, maka perbuatan kita ketika mencari rezeki dan mempersiapkan kematian itulah yang akan dihisab. Contoh lain, kita mau makan atau minum, duduk atau berjalan, berbuat jujur atau dusta, berbakti kepada orang tua atau durhaka, dan lain-lainnya. Nah, ini semua yang kita kuasai dan jelas dilakukan dengan kesadaran kita yang tanpa paksaan dan merupakan pilihan kita. yang nantinya akan dipertanggungjwabkan (dihisab oleh Allah).

Bagian dari yang tidak dikuasai manusia (diluar kekuasaan  manusia), dan ini tidak ada hisab yang terjadi. Contoh:  manusia datang dan meninggalkan dunia ini tanpa kemauannya, kecelakaan pesawat, ia lahir dengan warna kulit putih, hidung mancung dan lain sebagainya. Semua kejadian ini berada diluar kekuasaan manusia /sunnatullah, terjadi tanpa kehendak manusia. Ini yang dinamakan Qadha atau keputusan Allah.

So, jika kita terlahir dengan kulit sawo matang, rambut keriting, hidung pesek, itu sudah qadha Allah yang kudu kita syukuri. Kan tidak dipertanggungjawabkan diakhirat. Insya Allah Allah ciptakan manusia dengan sebaik-baiknya.

Sedangkan Qadar adalah merupakan ketetapan Allah. sesungguhnya Allah menciptakan benda-benda beserta khasiatnya. Contoh: api khasiatnya untuk membakar, pisau khasiatnya untuk memotong, pada manusia ada rasa haus dan lapar (kebutuhan jasmani) dan naluri. Nah, seluruh khasiat yang diciptakan Allah ini, baik terdapat pada benda atau manusia, inilah yang dinamakan qadar (penetapan).

Pada naluri manusia, misal naluri melestarikan keturunan (daerah yang tidak dikuasai manusia) namun kita diberikan pilihan untuk memenuhi naluri tersebut  dengan pilihan kita, mau dengan yang diridhoi Allah yakni dengan nikah, atau yang dimurkai Allah berupa pacaran. Jelas ya.. bahwa nikah itu hal yang dihalalkan Allah, sementara pacaran adalah hukumnya haram. Allah memberikan kebebasan untuk memilih dengan petunjuk kita adalah alquran. Dalam alquran ada petunjuk yang harus dikerjakan sesuai perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya. Dan setiap pilihan kita akan dihisab oleh Allah.

Kematian adalah qadha Allah, setiap mukmin diperintahkan Allah untuk berusaha, maka dari itu kita ngak boleh malas-malasan dalam berusaha karena setiap jerih payah yang kita lakukan akan dibalas oleh Allah Subhanahu Wa Ta’aala. Harus ada rasa optimis dan senantiasa berdoa kepada kepada Allah Subhanahy Wa Ta’aala..

Dan kematian bisa datang kapan saja dengan izin Allah dan tidak ada yang tahu kapan datangnya, maka sudah sepantasnya kita harus bersiap diri menghadapinnya, memanfaatkan kehidupan yang sebentar ini senantiasa untuk Allah, ingat akan mati dan akhirat, merasa diawasi Allah, selalu introspeksi diri, memperbanyak amal kebaikan serta senantiasa berjuang dijalan Allah, agar kelak saat menghadapNya kita dalam keadaan yang husnul khotimah. Aamiin.

Minggu, 10 Februari 2019

Pergaulan Bebas Mengancam Remaja




Oleh: Minah, S.Pd.I

(Praktisi Remaja)


Di zaman now, banyak generasi muda berada di bawah ancaman. Temuan beberapa kasus gaul bebas antar pelajar hingga melakukan perzinahan, ini sungguh sangat mencengangkan. Kok bisa? Bukankah mereka sekolah? Belum lagi ditambah dengan fakta-fakta pergaulan bebas di kalangan remaja yang semakin meningkat menambah deretan kegelapan hari-hari yang menimpa umat ini. Apa penyebab semua ini? Lalu bagaimana Islam memberikan solusi? Bagi para orang tua, selamatkan putra-putri anda, jangan sampai menjadi korban berikutnya.

Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak hingga dewasa. Seseorang yang berakal sehat yang telah memasuki masa puber (baligh). Laki-laki ditandai dengan mimpi basah dan wanita dengan haid. namun, terkadang remaja sekarang salah dalam bergaul, mulai kenal tuh dengan cinta, suka terhadap lawan jenis. Beranekaragam caranya untuk dekat dengan orang yang disukai, berupaya untuk Pdkt, alasannya minjem buku, belajar bersama, minta nomer hp agar bisa smsn, wa an de el el deh, yang penting katanya bisa chatingan. Adohhh gawat. Kudu hati-hati. Kalo udah kecantol berabe deh, di ajak jalan-jalan, nonton bareng, belum lagi tuh megang-megang hingga kebablasan akhirnya hamil diluar nikah. nggak kuat nanggung malu, diaborsi, digugurin, bayinya dibunuh, naudzubillah. Astaghfirullah.

 Itulah kondisi remaja masa kini, hasil pergaulan bebas. Dapat dosa pergaulannya yang bebas dan membunuh bayi yang nggak berdosa. Ya Allah. miris bahkan sedih lihat kondisi remaja sekarang. Dosanya berat sob, kamu pasti nggak akan kuat nanggung dosa tersebut. Banyak yang umbar nafsu atas nama cinta, dan itu bukan terjadi karena niat saja, tapi ceweknya juga kasih kesempatan.  WASPADALAH!

Inilah buah nyata dari sistem sekuler, Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan, menjadikan Islam hanya sebatas ritual, disepelekan, dan dihinakan. Sementara di waktu yang sama, sistem kapitalisme dipasang disetiap sisi kehidupan. Apa itu sekulerisme? Sekularisme atau bahasa kerennya fashluddin ‘anil hayah yakni  memisahkan agama dari kehidupan. Dia yakin bahwa Allah yang ciptakan manusia, namun enggan mengikuti aturan Allah. Segala perintah Allah disepelekan. Atau menjalani aturan dari Allah tapi setengah-setengah. Dia sholat, tapi masih melanggar aturan yang lain. Misal dia nggak nutup aurat, bahkan melakukan pergaulan bebas. Padahal sejatinya jika dia yakin bahwa Allah yang menciptakan kita, maka kudu menjalankan semua aturan Allah. bukan setengah-setengah.

Kenapa bisa seperti ini? ini dikarenakan remaja banyak yang krisis identitas, identitas dirinya nggak jelas sehingga gampang kebawa angin. Ketika kita nggak tahu siapa diri kita, tujuan hidup kita pun jadi nggak jelas. Akibatnya, kita akan mudah terombang-ambing ngikutin tren biar bisa eksis. Persis seperti layang-layang. Padahal bekal hidup kita terbatas. Usia kita pun juga terbatas. So, yuk segera kenali diri dan tetapkan tujuan hidup. Biar arah hidup lebih jelas. Nggak salah arah lagi.

Lantas bagimana caranya untuk berubah menjadi lebih baik lagi?

“Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sampai ia merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri.” (Q.s. Ar Ra’ad : 11).

So, ada azzam yang kuat agar kita mampu mengubah diri kita ke arah yang lebih baik. cara menyelesaikannya dengan Membangun aqidah Islam, berkepribadian Islam, Mengkaji Islam, mendakwahkan Islam, serta Menerapkan Islam dalam kehidupan. Wallahualam.

Rabu, 30 Januari 2019

RESENSI BUKU Asyiknya Jadi Pengemban Dakwah



Oleh: Minah  Mahabbah

Judul buku: Asyiknya jadi Pengemban Dakwah
Penulis: Siti Maryam
Penerbit: Khilafah Press
Tahun Terbit: 2014
Tebal: 48 hlm
Peresensi: Minah

JIKA kita memilih jalan hidup sebagai seorang pengemban dakwah (dokter Umat) yakinlah bahwa kita akan dihadapkan dengan hari-hari yang sangat sulit. Hari-hari yang akan penuh dengan ujian dan cobaan. Hari-hari yang hanya membutuhkan kesabaran untuk mengalahkannya. Jika kita tidak meyakini akan janji Allah bagi seorang pengemban dakwah, pasti kita akan merasa sulit melewati hari-hari itu. Akan tetapi, yakin bahwa janji Allah itu tidak akan bohong, janji Allah itu pasti benar, dan janji Allah itu pasti akan
Allah tunaikan.

Dakwah adalah menyeru manusia kepada jalan Islam. Dengan dakwah bukti cinta kita kepada Islam, cinta Allah dan Rasul, serta peduli terhadap sesama manusia. Kita tidak ingin selamat sendiri, mau baik atau sholeh sendiri. Karena kita sangat menginginkan umat Islam semakin paham dalam agamanya. Sehingga dibutuhkan ilmu dan mendakwahkannya.

Oleh karena itu, dengan hadirnya buku kecil ini bisa sebagai bahan referensi bagi para  pengemban dakwah agar mampu menjadi  pengingat  yang baik. Karena berlomba-lomba di jalan dakwah. Dengan  segala  potensi yang dimiliki untuk melanjutkan kehidupan Islam.

#ResensiJanuari25

Selasa, 22 Januari 2019

Renungan Untuk Kita



Oleh: Minah, S.Pd.I


Yuk renungkanlah! Allah Subhanahu Wa Ta’aala memberikan kita nikmat yang begitu banyak bahkan tak bisa dihitung, maka sudah sepantasnya kita bersyukur kepadaNya. Allah memberikan ujian kepada kita untuk menguji seberapa kuat kita menghadapinya. Bersabarkah kita dalam ujian tersebut ataukah tidak. Namun, dengan ujian yang diberikan agar kita senantiasa bersabar dan mencari solusi dalam menyelesaikan ujian yang dihadapi.

 Oleh karena itu, kita harus taat kepada Allah dan menjalankan semua aturan Allah. Bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah dan bersabar jika diberikan ujian.

Ketika kita melihat, musibah terus menghampiri negeri kita. Apa sebenarnya yang dilakukan oleh manusia? sehingga Allah menimpa dengan memberi teguran, dengan berbagai bencana berupa gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir dll. Kita lihat, gempa hampir tiap hari di berbagai daerah, entah apa yang sebenarnya terjadi? Ada apa dengan negeri kita?

Mari kita renungkan! Dibalik semua musibah ini, bisa jadi karena ulah tangan manusia atau kemaksiatan yang dilakukan sehingga Allah memberikan peringatan. Serta ujian bagi orang-orang beriman.

Oleh karena itu, yuk kita renungkan! Gempa, tsunami, tanah longsor, banijr dll,  merupakan teguran dan peringatan dari Allah Subhanahu wa Ta’aala kepada manusia untuk kembali kepadaNya, bila melakukan kemaksiatan, maka hendaklah segera bertaubat.  Gempa juga merupakan ujian bagi orang yang beriman. Karenanya, Berpegang teguhlah kepada syariat Allah dan terus berupaya untuk tunduk dan taat kepadaNya. Serta menerapkan hukum-hukumNya agar negeri ini mendapatkan berkah. Yuk kita renungkanlah! Perbaiki diri dan saling mengingatkan terhadap sesama. Agar kita senantiasa berada di jalan yang Allah ridhoi.

#Revowriter
#MenyaladenganRevowriter
#GerakanMedsosUntukDakwah
#JemariMenariMinahMahabbah
#GoresanPenaMinah

Senin, 21 Januari 2019

Sahabat Surga




Oleh: Minah, S.Pd.I


 Mencari sahabat itu gampang-gampang susah, walaupun kita mempunyai banyak teman, belum tentu kita mudah untuk mencari sahabat. Apalagi sahabat yang asyik untuk diajak curhat, saling berbagi dan mengingatkan. Dan saling menjaga kepercayaan masing-masing.

Sahabat adalah orang yang kita percaya, jika  ingin curhat tentang masalah yang dihadapi dan sahabatpun memberikan solusi dari masalah yang kita hadapi. Tidak semua teman bisa dijadikan sahabat kita. Apalagi sahabat sejati yakni sahabat surga.

 Kita hidup di dunia ini tidak mungkin bisa hidup sendirian, oleh karena itu, kita pasti butuh teman apalagi sahabat yang selalu ada untuk kita. dalam hidup ini, pasti ada saja masalah yang dihadapi. Kadang suka, kadang duka. Jika mendapatkan segudang masalah, dan tidak bisa diatasi sendiri, maka kita pasti butuh sahabat untuk sharing masalah tersebut. Permasalahannya adalah mencari sahabat itu tidak segampang membalikkan telapak tangan.

 Mencari sahabat itu memang tidak gampang. Karena di zaman now ini, ada saja sahabat yang khianat, bagus di depan kita, di belakang malah menjelek-jelekkan kita. karena itu, kudu pinter-pinter cari sahabat sejati. Nah, jika sudah dapat sahabat yang baik buat kita, maka harus dijaga kepercayaannya. karena  lebih susah lagi mempertahankan persahabatan. So, jika sudah dapet sahabat sejati, maka jangan sia-siakan.

 Makanya kita harus membangun persahabatan dengan pondasi yang kuat yaitu sahabat dalam akidah Islam, sahabat itu hendaknya yang seakidah seiman. Intinya sahabat surga.  Insyaallah aman dan syar’i.

Tidak ada nikmat yang diberikan kepada seorang hamba setelah Islam yang lebih baik dari sahabat yang sholeh, maka apabila salah seorang dari kalian telah mendapatkan cinta dari sahabat sholehnya, hendaklah dia menggenggamnya dengan kuat. (Umar bin Khathab)

 Bila sahabat kita seakidah, tentunya bukan hanya masalah-masalah individu yang bisa diselesaikan, tapi juga bisa menambah ketakwaan kita. karena sahabat yang akidahnya kuat, tentu akan bakal jadi sahabat sejati yang selalu menasehati kita jika kita salah, ringan tangan, rela berkorban, dan tidak pelit untuk menularkan ilmunya. Kita bisa jadi menjadi pintar. Nah ini namanya sahabat surga.

 Sahabat surga atau kita sebut saja sahabat sejati yakni orang yang membenarkan kita ketika kita memang benar, dan mengingatkan kita ketika kita melakukan kesalahan. Tidak selalu membenarkan tindakan kita meskipun itu salah. Ketika sahabat mengingatkan kita, itu bukan karena kebencian tapi karena kecintaan kepada kita sehingga dia melakukannya. Sahabat sejati tidak membiarkan sahabatnya dalam kesesatan.

 “Sebaik-baiknya orang yang bersahabat di sisi Allah adalah orang yang paling baik kepada sahabatnya..” (HR. Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya).

 “Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, ia tidak akan mendzaliminya dan tidak akan membiarkannya binasa. Barangsiapa berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan dari seorang muslim maka dengan hal itu Allah akan menghilangkan salah satu kesusahannya dari kesusahan-kesusahan di Hari Kiamat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di Hari Kiamat.”(Mutafaq’alaih)

#Revowriter
#JemariMenariMinah
#Senaraiminah
#GoresanPenaMinah

Selasa, 15 Januari 2019

Terikat dengan Hukum Syara’



Oleh: Minah, S.Pd.I

Terkadang manusia belum bisa memilih jalan yang baik dalam hidupnya. Mereka hanya memilih jalan yang mulus untuk mencapai kebahagiaan. Mereka menganggap hidup ini harus instan, manusia banyak yang menginginkan jalan yang “mulus” tanpa resiko dan “alergi” untuk melewati jalan hidup yang penuh duri, walaupun ia sadar bahwa jalan yang berduri itu yang akan membawanya pada kebahagiaan.

Tidak  sedikit orang yang menjalani hidupnya tanpa standar, melakukan perbuatan asal-asalan tanpa melihat standar perbuatan yang ia lakukan. Dan akhirnya melakukan perbuatan yang buruk (tercela) namun ia menganggap itu baik (terpuji). misal, ia keluar rumah dengan mengumbar auratnya, atau menutup aurat tapi tidak sempurna, pakaiannya ketat, lekuk-lekuk tubuh kelihatan. tetapi menurutnya sudah menutup aurat jadi dianggap sudah benar atau baik. Padahal memperlihatkan lekuk tubuh merupakan perbuatan yang tercela.

Agar tidak salah memberi standar perbuatan baik atau buruk, maka dibutuhkan standar yang konstan untuk menilai setiap perbuatan, sehingga kita akan mengetahui status hukum sebelum melakukannya. Islam telah menjadikan syariat sebagai standar yang konstan dan permanen untuk mengukur perbuatan. Yang nantinya tidak akan pernah berubah sampai kapanpun. Mau yang dulu, sekarang atau yang akan datang tak akan pernah berubah.

Syariat-syariat yang menghukumi suatu perbuatan itu disebut hukum syara’. Hukum syara’ adalah seruan dari Sang Pembuat Syariat (Allah Subhanahu wa Ta’aala) yang berkaitan dengan perbuatan manusia. Seruan Pembuat Syariat adalah perkara yang terdapat dalam alquran dan sunnah. Baik berupa perintah maupun larangan.

Jadi, jika kita ingin berbuat sesuatu maka harus terikat dengan hukum syara’. Agar  kita  tidak asal-asalan dan tidak salah dalam menjalani kehidupan ini. karena yang kita inginkan adalah keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Kenapa kita harus menutup aurat, berakhlak baik, jujur, berbakti kepada orang tua, sholat, jual beli dengan jalan halal dll, itu dikarenakan ada dalil alquran maupun sunnah yang memerintahkan perbuatan tersebut. Dan kita wajib untuk terikat dengan hukum syara’. Oleh karena itu, kita wajib memahami syariat. Kalau sudah wajib berarti kita harus tahu apa saja syariat dari Allah, kalau belum tahu, yuk ngaji!

Oleh karena itu, Allah Subhanahu Wa Ta’aala menegaskan bahwa setiap aspek kehidupan manusia, baik yang terkait hubungan manusia dengan Allah, dengan dirinya sendiri, maupun dengan sesamanya, semuanya telah dijelaskan dalil-dalilnya didalam al-Quran.

“(Dan ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan pada setiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Alquran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS an-Nahl [16]:89).

Dengan demikian, setiap Muslim yang hendak melakukan suatu perbuatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan naluri) , maka wajib secara syar’i mengetahui hukum Allah tentang perbuatan tersebut sebelum melakukannya, sehingga ia dapat berbuat sesuai dengan hukum syara’. Dengan kata lain, wajib bagi setiap Muslim senantiasa mengkaitkan seluruh perbuatannya dengan hukum syari’at Islam, serta tidak melakukan suatu apapun, kecuali jika sesuai dengan perintah dan larangan Allah Subhanahu Wa Ta’aala

Jadi, Islam telah menetapkan bagi semua manusia suatu tolok ukur  untuk menilai sesuatu, sehingga dapat diketahui perbuatan yang terpuji (baik) yang harus dikerjakan dan perbuatan yang tercela(buruk) harus ditinggalkan. Dan tolok ukur itu adalah hukum syara’ yakni seruan Allah yang dibawa oleh Rasulullah bukan akal atau nafsu manusia. Dalam kaidah ushul fiqih:

“Sesuatu yang terpuji adalah sesuatu yang dipuji oleh syara’ dan sesuatu yang tercela adalah yang dicela syara’”

Jelaslah bahwa semua perbuatan manusia akan dihisab oleh Allah. dan jika kita ingin keselamatan, ketenangan, dan kebahagiaan maka dalam hidup kita harus terikat dengan hukum syara’. Dan untuk memahaminya adalah dengan cara melalui pengkajian Islam, mendalami Islam dan menerapkannya.

Rabu, 09 Januari 2019

Muslimah Ibarat Mutiara yang Sangat Berharga!




Oleh: Minah, S.Pd.I
(Penulis Buku “Muslimah Perindu Surga”)


Memprihatinkan! saat melihat atau mendengar kondisi seorang perempuan yang jauh dari agamanya. Bersenang-senang tanpa memikirkan masa depannya. Tidak menjaga kehormatannya selayaknya sebagai seorang Muslimah. Banyak saja berita-berita yang tidak sedap didengar terkait tentang perempuan.

Beberapa kasus membuktikan bahwa banyak  perempuan yang melakukan pergaulan bebas, perzinahan hingga yang hamil diluar nikah, dan akhirnya aborsi. Berpakaian yang serba mini hingga mengundang kejahatan bahkan kemaksiatan. Bdan baru-baru ini kita dikejutkan dengan seorang perempuan yang mengajak kencan laki-laki yang bukan mahramnya hingga mendapatkan tariff 80 juta. Miris!

 Padahal sejatinya seorang wanita itu haruslah menjaga kesuciannya, Muslimah itu sangat berharga ibarat mutiara yang tidak ada bandingnya dengan 80 juta. Bahkan muslimah itu lebih mulia, seorang ibu lebih mulia ketika dia tunduk dan taat kepada Allah, taat kepada suami dan mendidik anak-anaknya. Seorang perempuan yang taat kepada Allah Lebih berharga daripada wanita yang tidak tahu malu karena melakukan kemaksiatan.

Patut kita renungkan, bahwa uang tidak ada harganya dimata Allah jika itu dilakukan dalam kemaksiatan, memperolehnya dengan jalan haram atau dalam kemaksiatan, termasuk dosa besar. Muslimah, begitu berharga bahkan dimuliakan dalam Islam, sudah sepantasnya harus menjaga kesucian dan kehormatannya. Muslimah yang diibaratkan dengan mutiara, tidak bisa dilihat dari besarnya uang, karena Islam sangat memuliakan perempuan.

Lantas, bagaimana mengatasi agar tidak terjerumus? Apa yang seharusnya dilakukan? Agar tidak terjerumus maka  harus sesuai dengan Islam, karena Islam sangat menjaga kehormatan dan kesuciaan perempuan.

Perempuan, bisa diibaratkan sebagai mutiara. bagaimana berharganya sebuah mutiara, harganya sangatlah mahal. Islam menjaga kaum perempuan dari segala hal yang dapat menodai kehormatannya, menjatuhkan wibawa, dan merendahkan martabatnya. Bagai mutiara yang mahal harganya, Islam menempatkannya sebagai makhkuk yang mulia yang harus dijaga.

Oleh karena itu, wahai muslimah jagalah dirimu. Bagaimana caranya? Jagalah dirimu  dengan tunduk dan taat kepada Allah, beriman kepadaNya, menutup aurat dengan sempurna. Menutup aurat adalah kewajiban. Dengan begitu tubuh kita akan terlindungi. Apapun yang Allah perintahkan pasti itu terbaik untuk hambaNya.

Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam kepada Asma’ binti Abu Bakar: “ Wahai Asma’ sesungguhnya seorang wanita itu, apabila telah baligh (haid) maka tidak boleh baginya menampakkan tubuhnnya kecuali ini dan ini, seraya menunjukkan wajah dan telapak tangannya.” (HR. Abu Dawud).

“Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab:59)

Kemudian, selain menutup aurat, perempuan juga tidak tabarruj atau berhias diri. Tidak dandan menor dan tidak menggunakan parfum, “.... Dan janganlah kamu bertabarruj dengan tabbaruj jahiliyyah terdahulu.”(QS. Al-Ahzab:33).

Cukup dengan Sederhana dalam menghiasi diri, kemudian hendaklah berteman dengan orang-orang yang baik dan sholihah. Mengkaji Islam, dan menjaga diri untuk tidak berdua-duaan dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Insyaallah dengan begini kita mampu untuk menjaga diri.

So, Islam telah menempatkan wanita  pada posisi yang mulia dan tidak mudah dieksploitasi para lelaki. Diantaranya mengatur masalah pakaian, penampilan dan pergaulan. Dalam pandangan Islam setiap larangan Allah terdapat keburukan jika dilakukan dan sebaliknya setiap perintah Allah itu pasti terdapat manfaat bagi manusia. Allah Subhanahu wa Ta’aala mengatur seluruh sisi kehidupan bukan dalam rangka mempersulit manusia tetapi untuk menyelamatkan manusia. Oleh karena itu, yuk Muslimah, jaga kesucianmu! Karena Muslimah sangat berharga.