Rabu, 27 Februari 2019

Menahan Marah itu Indah



Oleh: Minah, S.Pd.I

Marah merupakan fitrah yang telah diberikan oleh Allah kepada setiap manusia. Setiap manusia pasti pernah merasakan marah. Tetapi, Islam telah memerintahkan umatnya agar bisa menahan amarah.
 Allah Subhanahu Wa Ta’aala berfirman yang artinya “… dan orang-orang yang bisa menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain.” (QS. Ali Imran:134). Ayat tersebut menjelaskan bahwa mengendalikam amarah adalah salah satu sifat orang-orang yang bertakwa. Bahkan akan lebih utama lagi apabila memaafkan kesalahan orang yang membuat dirinya marah.

Orang yang paling kuat itu adalah orang yang bisa menahan dan mengendalikan amarahnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda; “Orang yang kuat bukanlah orang yang menang bergulat, tetapi yang disebut orang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya pada saat marah.” (HR. Bukhari dan Muslim ). Jadi jangan marah jika ada masalah yang dihadapi, harus sabar dan menahan marah. Karena dengan marah tidak akan menyelesaikan masalah.
Dalam hadits-hadits shahih dituturkan keutamaan orang yang bisa menahan marah dan bisa memaafkan orang lain. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Ada 3 hal yang apabila dilakukan akan dilindungi Allah dalam pemeliharaanNya, ditaburi rahmatNya, dan dimasukkanNya kedalam surgaNya, yaitu: Apabila diberi ia berterima kasih, apabila berkuasa ia suka memaafkan dan apabila marah ia menahan diri.” (HR. Hakim dan Ibnu Hibban dari ibnu ‘Abbas).

Oleh karena itu, bagi orang yang mampu menahan amarahnya Allah akan melindungi kita, bahkan Allah akan memberikan RahmatNya. Jadi,  jika kita mempunyai masalah atau ada yang membuat kita marah, maka sudah seharusnya kita bersabar dan menahan diri agar tidak marah. Karena menahan marah itu indah. Akan ada balasan dari Allah bagi kita yang mampu menahan marah.

Terkadang masih ada yang susah  untuk mengendalikan amarahnya, oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam telah memberikan bimbingan ringkas untuk mengendalikan rasa marah. Dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda:

“Sesungguhnya marah itu berasal dari setan dan setan diciptakan dari api, dan api hanyalah dapat dipadamkan dengan air. Apabila diantara kalian marah, hendaklah berwudhu. “ (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Dan dalam hadist lain disebutkan bahwa rasa marah bisa dihilangkan dengan cara zikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta’aala. Sebab, dengan berzikir, hati seseorang akan menjadi tenang dan tenteram, kontrol diri semakin mantap dan hatinya selalu terpaut kepada Allah Subhanahu Wa Ta’aala. Tatkala hatinya selalu terpaut kepada Allah, maka ia akan berfikir jernih dan sabar. Dengan begitu, dzikrullah akan dapat mengendalikan diri dari rasa marah.

Oleh karena itu, sudah seharusnya kita mampu untuk menahan amarah, karena orang yang kuat adalah orang yang menahan amarah, orang yang mampu menahan amarahnya, maka Allah akan melindungi kita, memberikan Rahmat dan memasukkan dalam surgaNya Allah. Rasulullah juga memberikan cara agar kita bisa tahan amarah dengan berwudhu. Dan selalu ingat kepada Allah agar hati kita bisa tenang dan tentram. Dengan begitu, kita akan mampu mengendalikan amarah dan memupuk ketakwaan kepada Allah. Insya Allah.

Harta Berlimpah Tapi Lupa Allah



Oleh: Minah, S.Pd.I
(Penulis Motivasi)

Seringkali melihat orang yang memiliki harta berlimpah, membuat dia lupa, bersenang-senang dan foya-foya dengan harta yang dia miliki. Tanpa sadar akan terjebak dengan sikap yang boros bahkan sombong. Padahal sejatinya harta itu berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’aala. yang kelak nanti akan dipertanggungjawabkan dari harta yang ia peroleh dan digunakan untuk apa. sayangnya, banyak yang diberi harta berlimpah tapi lupa dengan Allah subhanahu wa ta’aala.

Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam Bersabda : “Kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat tidak akan beranjak hingga dia ditanya tentang umurnya untuk apa dihabiskan? Tentang ilmunya apa yang telah diamalkan? Tentang hartanya darimana ia peroleh dan kemana ia habiskan? Tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan?” (HR.Tirmidzi)

Perkara yang luar biasa dahsyat yang akan dihadapi manusia pada hari kiamat nanti adalah yaumul hisab. Pada saat itu tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dari perbuatan yang pernah dilakukan manusia didunia. Semua akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah.

Yang berat dipertanggungjawabkan adalah harta yang diperoleh darimana dan digunakan untuk apa? Manusia selalu bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, mereka berusaha untuk bekerja keras. Namun dalam bekerja keras, bagaimana memperoleh hartanya? Apakah pekerjaan yang dilakukan halal atau haram? Banyak manusia yang karena ingin dapat harta, mereka bekerja dengan menghalalkan segala cara, belum lagi, bila mendapatkan harta berlimpah membuat dia sombong dan bahkan lupa dengan Allah. Nah, ini yang tidak diperbolehkan dalam Islam.

 Islam mengajarkan kita untuk mencari pekerjaan yang halal, agar harta yang kita miliki mempunyai keberkahan yakni memperoleh harta yang halal serta harta yang kita miliki digunakan untuk kebaikan, memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan keluarga. Dan tak lupa untuk bersedekah dari harta yang kita miliki, bersedekah untuk berbagi kepada orang yang tidak mampu atau kepada orang yang membutuhkan. Jangan pelit untuk  berbagi. Karena sejatinya harta atau rezeki yang berlimpah itu berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’aala.

Oleh karena itu, walaupun kita membutuhkan harta, maka peroleh dengan benar yaitu dengan bekerja dan pekerjaan tersebut dihalalkan dalam Islam. yakin bahwa Allah akan berikan rezeki yang terbaik dan berkah buat kita. karena harta yang kita miliki akan dipertanggungjawabkan kelak dan jangan sombong atau lupa dengan Allah bila sudah diberi harta yang berlimpah namun harus tetap bersyukur karena Allah masih memberikan rezekinya kepada kita..  Semoga kita semua bisa memperoleh harta yang halal dan harta tersebut dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Aamiin.

Sabtu, 16 Februari 2019

Kematian sebagai Pengingat Diri



Oleh: Minah, S.Pd.I

Kematian adalah rahasia, kematiaan adalah berakhirnya ajal seseorang karena Allah Subhanahu Wa Ta’aala telah mengambilnya. Kematian pasti akan terjadi pada siapapun. Ia tidak kenal usia, dalam keadaan miskin atau kaya, dalam kondisi sakit atau sehat, siap atau tidak, Saat kematian menjelang, ia tak dapat dimundurkan sedetikpun. Allah Subhanahu Wa Ta’aala berfirman:

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati...” (QS. Ali ‘Imran: 185).

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh...” (QS. An Nisa’: 78).

Tapi, sangat disayangkan jika masih banyak manusia yang belum mempersiapkan dirinya dengan alasan masih muda dan masih ingin bersenang-senang. Sementara kematian itu sangat dekat. Ada juga yang takut mati karena amalannya belum cukup, dan karena belum siap mati. Padahal kematiaan akan datang kapan saja jika Allah  inginkan.

Jadi, sekaya apapun kita, sehebat dan sesehat apa kita, pasti nanti akan merasakan mati. Kematian sebagai penginggat diri. Dan hanya Allah yang tahu sampai kapan nyawa kita habis. Makanya kita kudu persiapan diri dari sekarang, perbanyak amal baik di dunia agar kita bisa mempersiapkan kematian yang baik. sehingga kapanpun ia datang, kita sudah siap.

Nah,   kematian masuk dalam pembahasan qadha dan qadar. Jika berbicara tentang qadha dan qadar yaitu tentang perbuatan manusia. Ada 2 bagian yakni perbuatan manusia yang dikuasai oleh manusia (dibawah kendali manusia) dan yang tidak dikuasai oleh manusia (diluar kekuasaan manusia).

Bagian yang dikuasai manusia akan dihisab oleh Allah atas perbuatan yang kita lakukan di dunia. Kalau kita kaitkan dengan rezeki dan kematian, maka perbuatan kita ketika mencari rezeki dan mempersiapkan kematian itulah yang akan dihisab. Contoh lain, kita mau makan atau minum, duduk atau berjalan, berbuat jujur atau dusta, berbakti kepada orang tua atau durhaka, dan lain-lainnya. Nah, ini semua yang kita kuasai dan jelas dilakukan dengan kesadaran kita yang tanpa paksaan dan merupakan pilihan kita. yang nantinya akan dipertanggungjwabkan (dihisab oleh Allah).

Bagian dari yang tidak dikuasai manusia (diluar kekuasaan  manusia), dan ini tidak ada hisab yang terjadi. Contoh:  manusia datang dan meninggalkan dunia ini tanpa kemauannya, kecelakaan pesawat, ia lahir dengan warna kulit putih, hidung mancung dan lain sebagainya. Semua kejadian ini berada diluar kekuasaan manusia /sunnatullah, terjadi tanpa kehendak manusia. Ini yang dinamakan Qadha atau keputusan Allah.

So, jika kita terlahir dengan kulit sawo matang, rambut keriting, hidung pesek, itu sudah qadha Allah yang kudu kita syukuri. Kan tidak dipertanggungjawabkan diakhirat. Insya Allah Allah ciptakan manusia dengan sebaik-baiknya.

Sedangkan Qadar adalah merupakan ketetapan Allah. sesungguhnya Allah menciptakan benda-benda beserta khasiatnya. Contoh: api khasiatnya untuk membakar, pisau khasiatnya untuk memotong, pada manusia ada rasa haus dan lapar (kebutuhan jasmani) dan naluri. Nah, seluruh khasiat yang diciptakan Allah ini, baik terdapat pada benda atau manusia, inilah yang dinamakan qadar (penetapan).

Pada naluri manusia, misal naluri melestarikan keturunan (daerah yang tidak dikuasai manusia) namun kita diberikan pilihan untuk memenuhi naluri tersebut  dengan pilihan kita, mau dengan yang diridhoi Allah yakni dengan nikah, atau yang dimurkai Allah berupa pacaran. Jelas ya.. bahwa nikah itu hal yang dihalalkan Allah, sementara pacaran adalah hukumnya haram. Allah memberikan kebebasan untuk memilih dengan petunjuk kita adalah alquran. Dalam alquran ada petunjuk yang harus dikerjakan sesuai perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya. Dan setiap pilihan kita akan dihisab oleh Allah.

Kematian adalah qadha Allah, setiap mukmin diperintahkan Allah untuk berusaha, maka dari itu kita ngak boleh malas-malasan dalam berusaha karena setiap jerih payah yang kita lakukan akan dibalas oleh Allah Subhanahu Wa Ta’aala. Harus ada rasa optimis dan senantiasa berdoa kepada kepada Allah Subhanahy Wa Ta’aala..

Dan kematian bisa datang kapan saja dengan izin Allah dan tidak ada yang tahu kapan datangnya, maka sudah sepantasnya kita harus bersiap diri menghadapinnya, memanfaatkan kehidupan yang sebentar ini senantiasa untuk Allah, ingat akan mati dan akhirat, merasa diawasi Allah, selalu introspeksi diri, memperbanyak amal kebaikan serta senantiasa berjuang dijalan Allah, agar kelak saat menghadapNya kita dalam keadaan yang husnul khotimah. Aamiin.

Minggu, 10 Februari 2019

Pergaulan Bebas Mengancam Remaja




Oleh: Minah, S.Pd.I

(Praktisi Remaja)


Di zaman now, banyak generasi muda berada di bawah ancaman. Temuan beberapa kasus gaul bebas antar pelajar hingga melakukan perzinahan, ini sungguh sangat mencengangkan. Kok bisa? Bukankah mereka sekolah? Belum lagi ditambah dengan fakta-fakta pergaulan bebas di kalangan remaja yang semakin meningkat menambah deretan kegelapan hari-hari yang menimpa umat ini. Apa penyebab semua ini? Lalu bagaimana Islam memberikan solusi? Bagi para orang tua, selamatkan putra-putri anda, jangan sampai menjadi korban berikutnya.

Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak hingga dewasa. Seseorang yang berakal sehat yang telah memasuki masa puber (baligh). Laki-laki ditandai dengan mimpi basah dan wanita dengan haid. namun, terkadang remaja sekarang salah dalam bergaul, mulai kenal tuh dengan cinta, suka terhadap lawan jenis. Beranekaragam caranya untuk dekat dengan orang yang disukai, berupaya untuk Pdkt, alasannya minjem buku, belajar bersama, minta nomer hp agar bisa smsn, wa an de el el deh, yang penting katanya bisa chatingan. Adohhh gawat. Kudu hati-hati. Kalo udah kecantol berabe deh, di ajak jalan-jalan, nonton bareng, belum lagi tuh megang-megang hingga kebablasan akhirnya hamil diluar nikah. nggak kuat nanggung malu, diaborsi, digugurin, bayinya dibunuh, naudzubillah. Astaghfirullah.

 Itulah kondisi remaja masa kini, hasil pergaulan bebas. Dapat dosa pergaulannya yang bebas dan membunuh bayi yang nggak berdosa. Ya Allah. miris bahkan sedih lihat kondisi remaja sekarang. Dosanya berat sob, kamu pasti nggak akan kuat nanggung dosa tersebut. Banyak yang umbar nafsu atas nama cinta, dan itu bukan terjadi karena niat saja, tapi ceweknya juga kasih kesempatan.  WASPADALAH!

Inilah buah nyata dari sistem sekuler, Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan, menjadikan Islam hanya sebatas ritual, disepelekan, dan dihinakan. Sementara di waktu yang sama, sistem kapitalisme dipasang disetiap sisi kehidupan. Apa itu sekulerisme? Sekularisme atau bahasa kerennya fashluddin ‘anil hayah yakni  memisahkan agama dari kehidupan. Dia yakin bahwa Allah yang ciptakan manusia, namun enggan mengikuti aturan Allah. Segala perintah Allah disepelekan. Atau menjalani aturan dari Allah tapi setengah-setengah. Dia sholat, tapi masih melanggar aturan yang lain. Misal dia nggak nutup aurat, bahkan melakukan pergaulan bebas. Padahal sejatinya jika dia yakin bahwa Allah yang menciptakan kita, maka kudu menjalankan semua aturan Allah. bukan setengah-setengah.

Kenapa bisa seperti ini? ini dikarenakan remaja banyak yang krisis identitas, identitas dirinya nggak jelas sehingga gampang kebawa angin. Ketika kita nggak tahu siapa diri kita, tujuan hidup kita pun jadi nggak jelas. Akibatnya, kita akan mudah terombang-ambing ngikutin tren biar bisa eksis. Persis seperti layang-layang. Padahal bekal hidup kita terbatas. Usia kita pun juga terbatas. So, yuk segera kenali diri dan tetapkan tujuan hidup. Biar arah hidup lebih jelas. Nggak salah arah lagi.

Lantas bagimana caranya untuk berubah menjadi lebih baik lagi?

“Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sampai ia merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri.” (Q.s. Ar Ra’ad : 11).

So, ada azzam yang kuat agar kita mampu mengubah diri kita ke arah yang lebih baik. cara menyelesaikannya dengan Membangun aqidah Islam, berkepribadian Islam, Mengkaji Islam, mendakwahkan Islam, serta Menerapkan Islam dalam kehidupan. Wallahualam.