Kamis, 31 Mei 2018

Mengkaji Islam



Oleh: Minah, S.Pd.I

Berpuasa di bulan ramadhan begitu indah, selain menahan lapar dan haus, kita juga kudu harus menahan nafsu, menahan amarah, menjaga lisan, menjaga kehormatan dll. Serta dibulan ramadhan kita harus mengisinya dengan amal sholeh. Daripada tidur-tiduran maka isilah ramadhan kita dengan hal yang bermanfaat yaitu tadarusan, silaturahmi, bersedekah, sholat sunnah diperbanyak, mengkaji Islam dan dakwah.

Dalam bulan ramadhan, Rasulullah ditemui oleh malaikat Jibril.
”Rasulullah saw. adalah orang yang pemurah terlebih-lebih pada bulan ramadhan, bulan dimana beliau selalu ditemui Malaikat Jibril. Jibril menemuinya setiap malam bulan Ramadhan untuk bertadarrus al-Qur’an. Sungguh bila Rasulullah saw. bertemu dengan Jibril beliau lebih pemurah lagi melebihi angin yang kencang.” (HR Bukhari dan Muslim)

Mengkaji Islam itu sangatlah penting, dengan begitu, kita akan memahami mana yang dihalalkan atau yang diharamkan. Dan kita akan mengetahui amalan apa saja yang harus kita lakukan. Tanpa ilmu kita tidak akan pernah tahu akan syariat dari Allah. Karena itu, kita harus mencari ilmu terutama adalah ilmu Islam.

Dengan menuntut ilmu Islam, Allah memudahkan jalan menuju surga, bahkan dikatakan dalam alquran bahwa orang-orang yang berilmu itu akan diangkat derajatnya oleh Allah. karena dengan ilmu kita akan tahu akan kesempurnaan Islam.

Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa saja yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah pasti akan membukakan bagimu suatu jalan ke syurga. Sesungguhnya para malaikat akan melebarkan sayap keridhoan bagi seorang pencari Ilmu. Sesungguhnya seluruh makhluk yang ada di langit maupun yang ada di bumi hingga bahkan ikan-ikan di dasar laut akan memintakan ampunan kepada Allah bagi seseorang yang berilmu. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dengan seorang ahli ibadah adalah laksana keutamaan cahaya bulan purnama pada malam hari atas seluruh cahaya bintang. Sesungguhnya pula, orang-orang yang berilmu (para ‘alim ulama) adalah pewaris para Nabi, sementara para Nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan Ilmu. Karena itu, siapa saja yang mengambil ilmu, ia berarti telah mengambil bagian yang sangat besar.” (HR. Abu Dawud, ibnu Majah, at- Tarmidzi).

Yuk Berikan yang TERBAIK untuk ALLAH, maka kita akan mendapatkan yang TERBAIK dari ALLAH yakni berupa surgaNya. Yuk mengkaji Islam!

Rabu, 30 Mei 2018

Menjaga Lisan



Oleh: Minah, S.Pd.I


Berpuasa tidak terasa sudah masuk pertengahan bulan ramadhan, itu tandanya kita sudah melewati separuh ramadhan. Namun, apakah ramadhan kita berlalu dengan baik, penuh dengan amal-amal sholeh? Ramadhan tak hanya menahan lapar dan dahaga saja, tapi harus mampu menjaga nafsu, tahan amarah, sabar, amal sholeh ditingkatkan, dan menjaga lisan.

Lisan harus senantiasa dijaga, jauh dari perkataan-perkataan kotor atau membicarakan orang. Karena puasa itu adalah perisai. Oleh karenanya, orang yang berpuasa senantiasa menjaga lisannya. Akan tetapi diluar ramadhan pun kita harus tetap menjaga lisan.

”Shaum itu adalah perisai. Oleh sebab itu, bila salah seorang diantara kamu sedang shaum maka janganlah berkata kotor dan janganlah ribut-ribut. Apabila ada seseorang mencaci-maki atau mengajak berkelahi maka hendaklah ia berkata : ”Sesungguhnya aku sedang shaum” (HR Bukhari dan Muslim).

Lisan yang salah berucap maka sulit untuk ditarik kembali. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam berucap. Diam itu lebih baik untuk menghindari perkataan yang sia-sia dan hindari berbicara tanpa ilmu. Jangan sampai kita malah sering membicarakan saudari-saudari kita atau menjelek-jelekkan mereka, maka ini akan mendapatkan dosa.

Allah swt berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalnmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barang siapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al- Ahzab: 70-71).

Diam lebih baik daripada membicarakan keburukan. Sebab, diam tidaklah berdosa. Sementara membicarakan keburukan tentu berdosa. Dalam hal ini baginda Rasulullah Saw, “kebanyakan perbuatan dosa anak Adam itu terletak pada lisan (ucapan)nya.”(HR. Ath-Thabrani).

Lebih dari itu, membicarakan keburukan bisa berujung pada penyesalan. Abu Wa’il menuturkan bahwa Abdullah pernah naik ke bukit shafa. Lalu sembari memegang lidahnya berkata, “Wahai lisan, katakanlah yang baik, niscaya beruntung. Atau diamlah dari membicarakan keburukan, niscaya selamat sebelum kamu menyesal.” (HR. Baihaqi ).

Oleh karena itu, yuk jaga lisan, berbicara yang baik atau diam. Jadikan momen ramadhan ini kita semakin bertaqwa kepada Allah. Berupaya untuk terus menjaga lisan, jauh dari membicarakan orang dan senantiasa berkata baik dan jujur. Insyaallah.

Selasa, 29 Mei 2018

Keutamaan DOA



Oleh: Minah, S.Pd.I

Tidak ada rangkaian kata yang paling indah kecuali Doa. Doa adalah wujud penghambaan diri manusia kepada Allah SWT. Kedudukan doa sebagai pangkal ibadah memiliki peran yang sangat besar atas pengharapan seorang hamba kepada Allah SWT. Doa adalah senjata orang-orang yang beriman dan merupakan bagian dari ibadah. Orang yang tidak pernah berdoa adalah makhluk yang sombong, seolah-olah ia tidak butuh atas pertolongan Allah.

 Doa juga dapat dijadikan sebagai wasilah/sarana untuk mencapai keinginan yang hendak dicapai. Doa yang ikhlas, dilakukan dengan adab-adab berdoa dan yakin bahwa Allah swt akan mengabulkannya. Jangan sekali-kali berputus asa didalam berdoa karena Allah adalah Maha Pendengar atas doa-doa hambaNya.

Allah swt berfirman : “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku maka jawablah bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintahKu dan hendaklah mereka beriman kepadaKu agar mereka berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah:186).

Bulan ramadhan ini, yuk kita  semakin mendekatkan diri dan memperbanyak doa. Agar segala amalan yang kita lakukan bernilai pahala dihadapan Allah. Kita berdoa, agar segala apa yang kita inginkan bisa terpenuhi, semua amal sholeh yang kita lakukan, Allah balas dengan memberikan pahala berupa surgaNya. Kita beramal sholeh hanya ingin mendapatkan ridho Allah, sehingga amal yang kita lakukan tidak sia-sia. Karenanya, perbanyaklah doa dibulan ramadhan.

Ada tiga orang yang doanya tidak akan ditolak, yaitu orang yang shaum hingga ia buka, imam yang adil, dan doa orang yang didzalimi. Allah akan mengangkat doanya hingga ada di atas awan dan akan dibukakan baginya pintu-pintu langit. Dan Allah akan berfirman. ”Sungguh Aku akan menolongmu kapan saja”(HR at-Tirmidzi)

#RamadhanBersamaRevowriter
#InspirasiRamadhan
#JemariMenariMinah

Senin, 28 Mei 2018

Ramadhan Obral Pahala, Hapus Dosa



Oleh: Minah, S.Pd.I

Ramadhan begitu indah karena didalamnya  banyak  kemuliaan. Amalan-amalan dilipatkgandakan, obral pahala besar-besaran. Dan dosa-dosa diampuni. Sudah sepantasnya kita isi ramadhan kita dengan amal sholeh.

// Dosa-dosa Diampuni //

Salah satu keistimewaan bulan Ramadhan adalah Allah SWT membuka peluang lebar-lebar bagi kita untuk membersihkan dosa dan kesalahan yang selama ini dilakukan yang penting kita melaksanakan puasa Ramadhan dengan landasan iman dan ikhlas serta tidak melakukan dosa-dosa besar. Dan bertaubat yang sungguh-sungguh jika melakukan kemaksiatan dan berupaya untuk tidak melakukan maksiat.

"Siapa saja yang melaksanakan ibadah shaum Ramadhan dengan landasan keimanan dan kesungguhan niat mengerjakannya karena Allah, niscaya akan diampuni dosa-dosanya di masa lalu.” (HR. Ahmad)

Siapa saja yang berpuasa dan shalat malam (tarawih) karena iman dan ikhlas akan keluar dari dosanya seperti hari dia dilahirkan oleh ibunya. (HR Ibn Majah dan al-Baihaqi).

Begitu mudahkah Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita? Yakinlah, Allah SWT pasti akan menerima tobat kita. “Sesungguhnya Allah pasti menerima tobat hamba-Nya selama belum mengalami sakratulmaut.”(HR at-Tirmidzi).

// Ladang pahala//

Walaupun secara fisik kita diwajibkan untuk menahan rasa lapar dan haus,  menghindari perbuatan maksiat, namun bukan berarti kita juga harus puasa dari aktivitas amal shaleh. Mulut boleh istirahat dari mengunyah makanan seharian, tenggorokan boleh kering, perut boleh keroncongan menahan lapar, tapi semangat untuk beraktivtas mulia harus tetap menyala. Banyak ladang pahala selain shaum yang bisa kita peroleh di bulan puasa.

Setiap selesai sholat bisa kita isi dengan tilawah alquran, tingkatkan amal sholeh dengan perbanyak sholat-sholat sunnah, sholat wajib dilaksanakan, menjaga lisan, mengakaji Islam serta mendakwahkannya. Perbanyak sedekah, doa, zikir serta istighfar. Selain puasanya harus full, tarawihnya juga usahakan jangan sampai berlubang. Di sepuluh malam terakhir kita bisa ber-’itikaf yakni berdiam diri di masjid dengan niat beribadah pada Allah Swt.  Insyaallah jika kita ikhlas melakukan itu semua maka menjadi ladang pahala buat kita. dan puasa kita akan memberikan syafaat kepada kita kelak diakhirat.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru, bahwa sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda: “Shaum dan Quran itu memintakan syafaat seseorang hamba di hari Kiamat nanti. Shaum berkata : Wahai Rabbku, aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Dan berkata pula al-Quran : Wahai Rabbku aku telah mencegah dia tidur di malam hari (karena membacaku), maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Maka keduanya diberi hak untuk memintakan syafaat.” ( HR Ahmad, Hadits Hasan)

 Oleh karena itu, isilah ramadhan kita untuk hal-hal yang bermanfaat dan yang terpenting Allah ridho. Semoga puasa kita membawa keberkahan. Memanen pahala, menghapus dosa. Aamiin.

”Seandainya para hamba mengetahui apa yang terdapat pada bulan ramadhan, niscaya mereka akan mengharapkan agar bulan ramadhan terjadi sepanjang tahun”. (HR Thabrani)

Minggu, 27 Mei 2018

Puasa Itu Perisai



Oleh: Minah, S.Pd.I

Ramadhan adalah  bulan yang penuh  ragam kebaikan, keutamaan dan keberkahan. Ramadhan  sepuluh pertamanya adalah rahmat, sepuluh pertengahannya adalah ampunan dan sepuluh terakhirnya adalah pembebasan dari api neraka. Dan saat ini, kita sudah memasuki ramadhan sepuluh pertengahan yang merupakan ampunan. Semoga kita mendapatkan rahmat, ampunan dan pembebasan dari api neraka.

Puasa itu adalah tameng atau perisai yang melindungi seorang Muslim dari melakukan setiap kemaksiatan dan dosa. Sebab puasa itu senantiasa mengawasi dirinya, dan tetap menjaga hubungan dirinya dengan Allah. Dimana seorang yang sedang berpuasa takut akan hilangnya pahala puasanya atau puasanya menjadi sia-sia, ketika ia melanggar perintah-perintah-Nya. Sehingga ia akan senantiasa dalam pengawasan terhadap diri dengan melakukan ketaatan kepada Allah swt.

“Puasa itu junnah (tameng atau perisai). Oleh karena itu hendaklah orang yang berpuasa itu tidak berkata kotor, dan tidak mengerjakan pekerjaan orang-orang bodoh. Jika seseorang melaknatnya atau mencaci makinya, maka katakan ‘saya sedang puasa’ sebanyak dua kali (di hati dan di mulut). Sungguh, demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman tangan (kekuasaan)-Nya bahwa menyengatnya bau mulut orang yang berpuasa itu adalah lebih harum di sisi Allah SWT daripada bau minyak misik. Ia meninggalkan makanannya, minumannya, dan keinginan syahwatnya karena ketaatannya kepada-Ku. Puasa itu untuk-Ku, sehingga Aku yang akan membalasnya. Dimana satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikkan yang sama.” (HR. Bukhari).
Sabda Nabi, “ Puasa (ramadhan) merupakan perisai dan benteng yang kokoh dari siksa api neraka.” (HR. Ahmad dan Baihaqi).

Agar kita mampu menjaga puasa kita dan tetap menjadi benteng atau perisai maka kita harus mampu untuk menahan diri dari yang terlarang, membiasakan untuk berbuat baik dan membuang keburukan selama-lamanya.

“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya)”. (QS. An-Nazi’at [79]: 40 - 41)

Sesungguhnya perbuatan baik akan menghilangkan perbuatan buruk”. (QS. Hud [11] : 114)

Oleh karena itu, jadikan ramadhan kita sebagai perisai/ atau benteng yang kuat dengan menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala larangaNya. Dekatkan diri kepada Allah, tunduk dan taat kepadanya. Tinggalkan kemaksiatan dan dosa besar. Semoga kita senantiasa selalu menjaga puasa kita hanya karena ingin mendapatkan ridho Allah. aamiin.

Sabtu, 26 Mei 2018

Light Up Your Ramadhan





Oleh: Minah S.Pd.I
(Muslimah Peduli Generasi dan Peradaban, Penulis Buku Antologi “Catatan Hati Muslimah Perindu Surga” )

Tidak terasa Ramadhan telah memasuki  hari ke 10. Itu artinya, hampir separuh puasa Ramadhan telah kita lalui. Dengan demikian, Ramadhan tinggal separuh lagi. Orang yang memahami indahnya bulan Ramadhan tentu akan merasa sangat bersedih, betapa hari-hari puasa seakan cepat sekali berlalu. Rasanya baru kemarin kita memulai, tak terasa, sekarang sudah berjalan hampir separuh. Tentu sebentar lagi pula, Ramadhan dengan segenap keindahan, keberkahan, dan kemuliaannya akan meninggalkan kita. Bila umur kita panjang, tahun depan atau 11 bulan lagi kita baru akan bertemu lagi dengan bulan Ramadhan.

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Al Baqarah 183)

“Allah berfirman, ‘Semua amal anak cucu Adam adalah untuknya. Kecuali puasa, ia adalah untukKu, dan Aku yang membalasnya.” (HR. Ahmad).

Karenanya, kita kudu light up your ramadhan, hidupkan ramadhan kita dengan beragam amalan sholeh. Tak hanya menahan makan dan haus, tapi harus menahan hawa nafsu, dan meningkatkan amal sholeh. Nah, agar puasa nggak sia-sia, light up your ramadhan! Hmm… lantas apa yang harus kita lakukan agar mampu menghidupkan ramadhan kita?


1. Bermesraan dengan Al-Qur’an

Bulan Ramadhan adalah bulan alquran, yang diturunkan kepada manusia untuk menjadi petunjuk dan standar hidup manusia. Ramadhan merupakan bulan yang mulia, penuh keberkahan dan keistimewaan. Karena alquran diturunkan pada saat bulan ramadhan yang berkah dan pada saat malam yang mulia, lebih baik dari seribu bulan yakni Lailatul Qadr.

Alquran sangat luar biasa, karena alquran bukan sekedar kitab suci biasa. Tetapi, benar-benar merupakan firman Allah yang diturunkan kepada kekasihnya yaitu Rasulullah Muhammad saw. Jika  kita membaca alquran itu artinya kita sedang membaca kalam Allah. Allah berbicara dan berkomunikasi dengan kita. Subhanallah.

Alquran yang diturunkan oleh Allah  SWT adalah sebagai petunjuk bagi umat manusia dan tidak ada keraguan padanya. Ayat-ayatnya sungguh jelas dan pasti, sebagai penjelas dari petunjuk dan kebenaran, pemberi kabar gembira, pembawa peringatan, penerang serta pemberi cahaya menuju jalan lurus.


“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara haq dan batil)”. (QS al-Baqarah [2]: 185)

Membaca alquran memang benar-benar memberi efek yang luar biasa. Selain pahala yang berlipat ganda, efek sampingannya adalah ademnya hati ketika sedang membaca ataupun mendengarkannya. Bahkan bisa meneteskan air mata.

Subhanallah, sungguh dahsyat alquran itu, sebagai penyejuk hati, petunjuk dan kebenaran, pemberi kabar gembira, pembawa peringatan, penerang serta pemberi cahaya menuju jalan lurus.  Oleh karena itu, saatnya ramadhan ini, kita bermesraan dengan alquran. Membacanya dan memahami isinya. Namun, membacanya tidak hanya ramadhan saja, tetapi setelah ramadhan pun harus dibaca  dan pahami serta mengajarkan isinya. Harapannya dalam sehari bisa menuntaskan membacanya 1 juz,  jadi 1 bulan bisa  menuntaskan 1 alquran yakni tuntas 30 juz. Insyaallah. Sering-seringlah membaca alquran, semoga dimudahkan untuk mentadabburi alquran. Aamiin.

“Orang yang terbaik diantara kalian adalah orang yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari dari Utsman bin Affan r.a.).

“Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah, maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa “alif lam mim” adalah satu huruf. Akan tetapi Alif adalah satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim juga satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi dari Abdullah bin Mas’ud, dan hadits ini shohih).  

“Orang yang mahir dengan Alquran akan bersama-sama dengan rombongan malaikat  yang mulia dan senantiasa berbuat baik. Dan orang yang membaca Alquran tapi terbata-bata dan sangat berat baginya, ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Muslim dari Aisyah, Ummul Mukminin. r.a).

2. SHALAT MALAM

Pada bulan ramadhan, perbanyak sholat malam, baik terawih, witir atau tahajjud. Kita menghidupkan malam-malam ramadhan untuk semakin dekat kepada Allah, amalan ibadah ditingkatkan. Siapa saja yang mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan satu kebaikan, maka nilainya sama dengan mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan lain. Siapa saja yang mengerjakan satu perbuatan wajib, maka nilainya sama dengan mengerjakan tujuh puluh kebaikan di bulan yang lain. Subhanallah.


3. Memperbanyak SEDEKAH

Sedekah yang paling baik adalah saat dibulan ramadhan, karena segala amalan dilipatgandakan. Pada bulan ramadhan, bersedekah yang paling mudah adalah memberi makan kepada orang yang berbuka puasa walaupun hanya dengan sebutir kurma dan seteguk air. “Siapa yang memberi makan kepada orang yang berbuka puasa akan mendapatkan pahala sebesar pahala puasa orang yang berbuka puasa tersebut tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun” (HR At Tirmidzi).

Nah, sudah sepantasnya, kita berlomba-lomba untuk bersedakah, memberi makan orang yang berpuasa. Jika itu yang kita lakukan, maka akan mendapatkan pahala yang berlipatganda, yang diberikan Allah untuk kita.

4. Memperbanyak DO’A
Pada Bulan ramadhan, kita juga harus memperbanyak doa. Agar segala amalan yang kita lakukan bernilai pahala dihadapan Allah. dan Allah balas dengan memberikan pahala berupa surgaNya. Kita kembalikan lagi, bahwa kita beramal sholeh hanya ingin mendapatkan ridho Allah, sehingga amal yang kita lakukan tidak sia-sia. Karenanya, perbanyaklah doa dibulan ramadhan.

5. MENGKAJI Islam
Ramadhan begitu banyak kesitimewaan didalamnya, salah satunya adalah beramal sholeh yang Allah akan lipat gandakan pahalanya. Untuk menghidupkan ramadhan kita, maka kita juga harus mengkaji Islam. dengan mengkaji Islam, kita akan tahu mana yang dibolehkan mana yang tidak. Mana yang halal dan mana yang haram.

Mengkaji Islam atau Menuntut ilmu itu adalah suatu kewajiban yang dibebankan kepada setiap individu Muslim. Dengan menuntut ilmu, kita akan mengetahui hukum-hukum Islam yang wajib kita ketahui.

Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa saja yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah pasti akan membukakan bagimu suatu jalan ke syurga. Sesungguhnya para malaikat akan melebarkan sayap keridhoan bagi seorang pencari Ilmu. Sesungguhnya seluruh makhluk yang ada di langit maupun yang ada di bumi hingga bahkan ikan-ikan di dasar laut akan memintakan ampunan kepada Allah bagi seseorang yang berilmu. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dengan seorang ahli ibadah adalah laksana keutamaan cahaya bulan purnama pada malam hari atas seluruh cahaya bintang. Sesungguhnya pula, orang-orang yang berilmu (para ‘alim ulama) adalah pewaris para Nabi, sementara para Nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan Ilmu. Karena itu, siapa saja yang mengambil ilmu, ia berarti telah mengambil bagian yang sangat besar.” (HR. Abu Dawud, ibnu Majah, at- Tarmidzi).

Subhanallah, dengan menuntut ilmu Islam, Allah memudahkan jalan menuju surga, bahkan dikatakan dalam alquran bahwa orang-orang yang berilmu itu akan diangkat derajatnya oleh Allah. karena dengan ilmu kita akan tahu kesempurnaan Islam.

6. Meningkatkan AKTIFITAS DAKWAH

Kita juga harus meningkatkan aktifitas dakwah, agar umat atau masyarakat, bisa tercerahkan hatinya dengan Islam, masyarakat semakin paham akan indahnya Islam. dengan cara dakwah atau menyampaikan kebenaran. Saling menasehati antara sesama, menyampaikan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran. Menjalankan semua aturan dari Allah.

Jadi, pada bulan ramadhan, Ketika orang lain tiduran, kita tadarrusan, Ketika orang lain having fun, kita ikut pengajian, Ketika orang lain sibuk belanja, kita bersedekah, Ketika orang lain malam hanya jalan-jalan, kita I’TIKAF.

Nah, karena itu, yuk kita hidupkan ramadhan kita, tidak hanya tidur-tiduran, akan tetapi mengisinya dengan bermesraan dengan alquran, sholat malam, memperbanyak sedekah, memperbanyak doa, mengkaji Islam dan meningkatkan aktifitas dakwah. Dengan begitu puasa kita nggak akan sia-sia. Berikan yang TERBAIK untuk ALLAH, Kita akan dapat yang TERBAIK dari ALLAH yakni kebahagiaan dunia dan akhirat. So, light up your ramadhan!

Jumat, 25 Mei 2018

Beramal Sholeh



Oleh: Minah

Betapa  indah arti doa ini " Ya Tuhan kami terimalah dari kami (amalan kami) sesungguhnya Engkaulah  Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah:127)

Dari tafsirnya  dijelaskan Bahwa  doa ini dibaca oleh Nabi Ibrahim as. Dan putranya Nabi Ismail as. Ketika mereka membangun Ka'bah.

Walaupun  mereka selalu  melakukan perbuatan  yang baik, mereka tetap berdoa kepada  Allah  agar amalan mereka diterima.

Tidak bisa dipungkiri umat  Muslim sekarang, tak jarang masih berberleha-leha dengan perbuatan  yang minim ilmu, dan jauh dari perbuatan yang baik.

Namun, hanya bagi mereka  yang tahu ilmu Islam, sehingga berupaya untuk beramal sholeh. Dengan catatan bahwa berharap  segala  amalnya  diterima disisi Allah. Salah satunya dengan  memanjatkan doa diatas.

Saya pribadi  terkadang  sedih  dan khawatir jika amal perbuatan yang kita lakukan malah sia-sia  atau tidak diterima. Disini kita harus sering merenung bahwa berharaplah  dan berdoalah  agar segala  perbuatan  kita diterima Allah. Dengan dibarengi  Ilmu dan caranya sesuai yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Karena syarat diterimanya amal kita yakni niatnya benar semata-mata hanya ingin  mendapatkan ridho Allah dan caranya juga harus benar yakni sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah.

Semoga  kita terus berupaya  mampu  beramal sholeh, dan berharap dan terus berdoa agar amal kita diterima disisi Allah. Aamiin.

#RamadhanBersamaRevowriter
#InspirasiRamadhan
#JemariMenariMinah

Kamis, 24 Mei 2018

Perbanyak Sedekah Di Bulan Ramadhan



Oleh: Minah, S.Pd.I

Bulan ramadhan itu adalah bulan yang sangat Istimewa, selain memiliki banyak keberkahan dan kemuliaan, pada bulan ini Allah SWT melipatgandakan pahala semua amal sholeh. Baik yang wajib maupun sunnah. Salah satu amal sholeh yang dilipatgandakan adalah bersedekah.

Pada bulan ramadhan, bersedekah yang paling mudah adalah memberi makan kepada orang yang berbuka puasa walaupun hanya dengan sebutir kurma dan seteguk air. “Siapa yang memberi makan kepada orang yang berbuka puasa akan mendapatkan pahala sebesar pahala puasa orang yang berbuka puasa tersebut tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun” (HR At Tirmidzi)

Nah, sudah sepantasnya, kita berlomba-lomba untuk bersedakah, memberi makan orang yang berpuasa. Jika itu yang kita lakukan, maka akan mendapatkan pahala yang berlipatganda, yang diberikan Allah untuk kita.

So, yuk  di bulan ramadhan ini, kita memperbanyak amal kebaikan. Tidak hanya sedekah berupa harta dan makanan. Tetapi juga  amalan lainnya yaitu berbakti kepada orang tua, menolong orang yang sedang kesulitan, menuntut ilmu, berdakwah serta amalan-amalan kebaikan yang lainnya. Pada ramadhan ini, berbagai macam yang kita lakukan demi mendapatkan ridho Allah, beramal sholeh. Salah satunya adalah memperbanyak sedekah dibulan ramadhan. Ini semua kita lakukan agar ramadhan kita bisa berkah dan jauh lebih bermakna.

#RamadhanBersamaRevowriter
#InspirasiRamadhan
#GerakanMedsosUntukDakwah
#JemariMenariMinah

Rabu, 23 Mei 2018

Ramadhan Tiba, Maksiat Jeda



Oleh: Minah, S.Pd.I
(Pemerhati Remaja, Lingkar Studi Perempuan dan Peradaban)

Alhamdulillah Ramadhan kini datang menjelang. Kaum muslimin semua senang. Suasana pun jadi tenang. Karena bulan ini adalah bulan kemenangan. untuk siapa sob? Tentunya untuk kita kaum Muslimin. By the way, kita pasti udah ngeh kalo bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, rahmat, dan ampunan dari Allah Swt. Itu sebabnya, kita semua gembira menyambut Ramadhan. Bener?

Hmm. Pengennya nih ketika ramadhan tiba, maksiat jeda secara total. Tapi, tak jarang maksiatnya jeda saat ramadhan saja, namun setelah ramadhan berakhir lanjut maksiat. Astaghfirullah. Nah, disini kita kudu hati-hati sob, karena ramadhan itu tak hanya menahan lapar dan haus saja tapi, kita kudu yakin bahwa menjalankan puasa dibulan ramadhan adalah suatu kewajiban. Harus menahan hawa nafsu, lisan terjaga, dan amal-amal sholeh ditingkatkan serta menghindari maksiat.

Menjalankan ramadhan adalah suatu kewajiban bagi setiap Muslim. Selain itu, jika kita mampu berpuasa dan sukses dalam menjalani ramadhan maka kita akan meraih ketakwaan. Sebagaimana firman Allah:

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah:183)

“Siapa saja berpuasa ramadhan dan menghidupkan ramadhan dengan dilandasi keimanan dan semata-mata mengharap ridho Allah SWT niscaya diampuni dosanya yang telah lalu. Siapa saja yang menghidupkan lailatul qadar dengan dilandasi keimanan dan semata-mata mengharap ridho Allah SWT niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Tirmidzi)

Bulan ramadhan inilah waktu yang pas untuk berubah, mampu mengubah gaya hidup sesuai aturan dari Allah, dirinya berusaha bisa menjadi lebih baik, tentu ini untuk mereka yang bener-bener serius menginginkan perubahan dalam dirinya. Namun, tak jarang berubahnya sesaat, saat ramadhan mendadak menutup aurat, tingkah laku lebih baik, maksiat jeda, lah… saat diluar ramadhan kelakuan kembali lagi, tak menutup aurat, maksiat jalan lagi. Astaghfirullah.

Padahal, Bulan suci ramadhan seharusnya menjadi momentum untuk menambah kuantitas amal dan kualitas amal kita. Oleh karena  itu, yuk kita mengubah diri kita dengan Islam, dan tentunya tidak setengah-setengah, tapi kudu totalitas dengan tuntunan Islam.

Yuk, kita benahi diri kita untuk menjadi lebih baik mumpung bulan Ramadhan. Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba-hambaNya yang mendapat berkah, rahmat, dan ampunan. Jadi, jangan takut untuk berubah menjadi baik! Semoga ‘semangat’ Ramadhan ini bikin kita berhenti sama sekali dari perbuatan maksiat. Dan sebaliknya, kita getol beribadah. Aamin. So, jadikan ramadhan ini menjadi momentum kita menjadi lebih baik. maksiat jeda dengan totalitas serta yang ada senantiasa menjalankan aturan Islam secara totalitas atau menyeluruh. Senantiasa tunduk dan taat kepada Allah SWT.

Selamat menjalankan puasa ramadhan.

Selasa, 22 Mei 2018

Berpuasa Yang Sia-sia, Pahala Hilang Tak Berbekas



Oleh: Minah, S.Pd.I

Berpuasa ramadhan adalah suatu kewajiban. Namun, tidak jarang dari kita, ada yang  berpuasa tapi sia-sia. Sekadar  menahan haus dan lapar namun tidak bernilai apa-apa dihadapan Allah.

Berpuasa sejatinya upaya untuk menahan diri dari makan, minum, berhubungan suami istri, menahan hawa nafsu dari terbit fajar yang disertai dengan niat telah dianggap sebagai orang yang berpuasa.

Berpuasa tidak otomatis mendatangkan pahala bagi yang menjalankannya, sebab kesempurnaan puasa hanya mungkin dengan cara menjauhi hal-hal yang dilarang dan dari perkara yang diharamkan. Sehingga orang yang berpuasa  apabila ingin  puasanya sempurna, maka harus menahan diri dari perkara-perkara yang merusak puasanya serta harus menjauhi puasa yang sia-sia. Walaupun kita lihat, masih banyak yang berpuasa tapi hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja. Disini kita harus intropeksi diri agar puasa yang kita lakukan tidak sia-sia.

Puasa yang sia-sia adalah puasa yang tidak menghasilkan (pahala)apapun selain lapar, dahaga dan kepayahan. Dan inilah yang banyak dilakukan sebagian umat Muslim.
“Betapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apapun dari puasanya itu selain lapar dan dahaga saja.” (HR. Thabrani)

Perkara yang mampu merusak dan membatalkan puasa yaitu semua kemaksiatan atau dosa baik dosa kecil maupun besar. Beberapa diantaranya adalah:

//Dosa Mata//
Banyak  Muslim yang berpuasa tetapi tidak bisa menahan diri atau menjaga pandangan dari hal-hal yang diharamkan. Misal: memandang aurat yang bukan mahramnya, melihat gambar porno atau tidak senonoh, dll. Ini bisa merusak puasa bahkan pahala puasanya akan hilang tak berbekas. Karena sejatinya menjaga pandangan adalah suatu kewajiban. Tertera dalam alquran surah an-Nur:30-31

//Dosa Lisan//
Berpuasa yang tidak dibarengi dengan menahan diri dari membicarakan keburukan orang lain (ghibah), berkata kotor dan keji seperti menyebar tuduhan palsu, berbohong dll. Ini akan merusak puasanya bahkan tidak mendapatkan pahala. Padahal puasa itu adalah perisai.

“Puasa itu adalah perisai. Karena itu, jika salah seorang dari kalian berpuasa, janganlah ia berkata-kata kotor/jorok dan berdusta.” (HR. Ahmad)

“Puasa itu bukan hanya  menahan makan dan  minum saja, tetapi juga menahan diri dari perkataan sia-sia dan jorok.” (HR. Ibnu Majah dan al Hakim)
//Dosa Telinga//
Dosa telinga, saat yang berpuasa mendengar kata-kata kotor, keburukan orang lain serta mendengarkan lagu-lagu yang mengantarkan kepada maksiat, ini akan merusak pahala dan sia-sia. Yang seharusnya ditinggalkan. Karena Islam mengajarkan kita untuk mendengarkan yang baik dan jauh dari keburukan. Mendengarkan lantunan ayat-ayat alquran dll. yang akan mengantarkan kita kepada kebaikan.

//Dosa Tangan//
Menyentuh, merangkul bahkan memeluk orang yang bukan mahram, memukul orang lain tanpa alasan, mencuri dll. Ini juga akan merusak pahala dan bahkan menghilangkan pahala dari puasanya.

// Dosa Kaki//
 Saat melangkahkan kaki ke tempat-tempat yang memungkinkan dirinya terjerumus dalam kemaksiatan.

 // Dosa Anggota Tubuh Lainnya//
Ini mencakup perbuatan yang mengantarkan dosa. Seperti mengumbar aurat, berkhalwat (berduaan dengan yang bukan mahram), berikhtilat (campur baur antara laki-laki dan perempuan), melakukan transaksi ribawi, suap menyuap, korupsi, melakukan dosa besar yakni berzina atau membunuh, serta menzalimi orang lain dll.

Dari perkara-perkara diatas sudah seharusnya kita tinggalkan agar puasa kita tidak sia-sia. Ibnu Rajab al Hanbali bertutur, “ Ketahuilah, amalan bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT dengan meninggalkan berbagai syahwat yang halal di luar ramadhan ( makan, minum atau berhubungan suami istri) tidak akan sempurna hingga seseorang meninggalkan perkara yang Allah SWT  larang seperti berdusta, bertindak zalim serta bermusuhan dengan sesama manusia dalam masalah darah, harta dan kehormatan.” (Latha’if al Ma’rif, 1/168)

Jabir bin Abdillah juga bertutur, “ Jika kamu berpuasa, hendaklah pendengaran, penglihatan dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram. Janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibalah dari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari-hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja.”

Oleh  karena itu, Berpuasalah sesuai yang Allah perintahkan. Jauhkan dari hal-hal yang sia-si. Tinggalkan perkara-perkara yang diharamkan. Agar puasa tidak sia-sia dan tidak hilang pahalanya. Semoga kita mampu menjalankan puasa dengan sempurna dan syar’i sehingga Allah ridho dengan puasa yang kita jalankan dan bernilai pahala dihadapan Allah. Aamiin.

Senin, 21 Mei 2018

Ramadhan Bulan Perjuangan



Oleh: Minah, S.Pd.I
(Muslimah Peduli Generasi dan Peradaban)

Kedatangan Ramadhan ini harus kita sambut dengan gembira, namun sangat disayangkan, kondisi umat masih belum berenjak dari keterpurukan, kondisi umat jauh dari kemuliaan. Ketika awal menjelang ramadhan ini, kita disugukan dengan berita-berita tentang isu teroris, harga-harga sembako kian menjulang tinggi, kemaksiatan masih merajalela. Menyedihkan!

Ramadhan tidak hanya berjuang menahan lapar dan haus saja akan tetapi, kita harus yakin,  menjalankan puasa dibulan ramadhan adalah suatu kewajiban. Harus  berjuang untuk menahan hawa nafsu, lisan tetap terjaga, dan amal-amal sholeh ditingkatkan serta menghindari maksiat.

Menjalankan ramadhan adalah suatu kewajiban bagi setiap Muslim. Jika kita mampu berpuasa dan sukses dalam menjalani ramadhan, maka akan meraih ketakwaan. Sebagaimana firman Allah: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah:183)

“Siapa saja berpuasa ramadhan dan menghidupkan ramadhan dengan dilandasi keimanan dan semata-mata mengharap ridho Allah SWT niscaya diampuni dosanya yang telah lalu. Siapa saja yang menghidupkan lailatul qadar dengan dilandasi keimanan dan semata-mata mengharap ridho Allah SWT niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Tirmidzi)


Ramadhan tidak sekadar ritual saja, namun sebagai bulan perjuangan sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat. Begitu banyak perjuangan Beliau pada bulan ramadhan. Dakwah kepada umat, hingga jihad fi sabilillah untuk membela dakwah Islam. Seperti perang Badar dan Penaklukkan Kota Mekah yang terjadi pada bulan ramadhan.

Ramadhan adalah bulan yang istimewa, Bulan yang penuh keberkahan, kemuliaan dan keutamaan.  Obral pahala besar-besaran.  Pahala kebaikan kita akan dilipatgandakan. Jika kita mengerjakan ibadah-ibadah sunnah, maka akan mendapatkan pahala sebagaimana ibadah wajib. Sementara ibadah wajib yang dilakukan akan dilipatgandakan hingga 70 kali lipat. Selain itu, puasa ramadhan juga dijanjikan Allah akan menghapuskan dosa-dosa kita yang lalu. Pada sepuluh malam terakhir akan ada door prize special berupa lailatul qodar yang lebih baik dari seribu bulan. Subhanallah, pantaslah kita harus bergembira akan datangnya dan menjalankan bulan ramadhan.

Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat, dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari paling utama. Malam-malamnya adalah malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakanNya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu adalah ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabah.”

Mari, kita benahi diri kita untuk menjadi lebih baik mumpung bulan Ramadhan. Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba-hambaNya yang mendapat berkah, rahmat, dan ampunan. Semoga ‘Semangat’ Ramadhan ini membuat kita berhenti sama sekali dari perbuatan maksiat. Dan sebaliknya, semakin semangat dalam beribadah. Aamiin.

Raihlah ampunan Allah yang seluas langit dan bumi. Selamat berjuang di bulan Ramadhan untuk mendapat predikat muttaqin, orang yang bertakwa.  Meningkatkan ketakwaan kaum Muslim secara menyeluruh sehingga nantinya mampu melakukan perubahan-perubahan mendasar untuk mewujudkan tegaknya syariah Islam. Insyaallah.

Minggu, 20 Mei 2018

Ramadhan Bulan Penyucian Diri



Oleh: Minah, S.Pd.I (Pemerhati Remaja)

Alhamdulillah, nggak terasa ramadhan sudah masuk yang hari ke 4, semoga sobat bisa menuntaskan puasanya hingga akhir ya… aamiin. Nah sobat, tahu nggak kalau bulan ramadhan itu merupakan penyucian diri? Kalau nggak tahu lanjut baca ya… hee…

Penyucian diri atau bahasa kerennya tazkiyah an-nafs adalah kembali pada syariah Islam dalam setiap aspek kehidupan. Baik dalam masalah hati maupun perbuatan. Berupaya untuk menundukkan hawa nafsu. Begitu pula dalam ibadah, akhlak, pergaulan dll deh…

 Sob, ramadhan itu begitu banyak keberkahannya, jadi momen pas untuk menyucikan diri sehingga setelah ramadhan usai kita mampu menjadi remaja yang lebih baik.

“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan penuh berkah. Pada bulan itu, Allah mewajibkan puasa. Pada bulan itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. (HR. Ahmad dan an-Nasa’i)

Pada bulan ramadhan, lisan kaum Muslim  basah karena banyak membaca alquran, zikir dan berdoa kepada Allah. Masjid dan majelis taklim menjadi tempat yang paling ramai dikunjungi, media tv, media cetak dan online ikut menyesuaikan diri dengan suasana ramadhan. Ramadhan menjadi wadah penyucian diri bagi kaum Muslim secara serentak di seluruh bagian bumi.

Telah menjadi pemahaman umum bahwa puasa ramadhan berfungsi untuk menundukkan hawa nafsu yang merupakan proses penyucian diri, nah sobat, menahan hawa nafsu tidak hanya sekedar menahan makan, minum, bertengkar, berbohong, marah atau ghibah yah… tapi, semua aturan Allah harus dilaksanakan sobat.

“…Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. “ (QS. Al-Maidah:48)

So, untuk menundukkan hawa nafsu dalam rangka penyucian diri artinya adalah kembali kepada syariah Islam dalam setiap aspek kehidupan. Baik masalah hati maupun perbuatan, dan juga dalam masalah ibadah, akhlak, pergaulan dll.

Karena itu, sudah seharusnya penyucian diri di bulan ramadhan ini diarahkan untuk meningkatkan ketakwaan kaum Muslim secara menyeluruh sehingga nantinya mampu melakukan perubahan-perubahan mendasar untuk mewujudkan tegaknya syariah Islam.

 Nah sobat, kita kudu deh menyucikan diri kita mumpung bulan ramadhan, agar kita mampu mendapatkan gelar takwa saat ramadhan usai. Jadi, puasa kita nggak akan sia-sia. Dan setelah ramadhan kita bisa menjadi remaja yang lebih baik. Insyaallah.

Jumat, 18 Mei 2018

Puasa Ramadhan, Harus!



Oleh: Minah, S.Pd.I
(Penulis Motivasi Islam)

Bulan ramadhan begitu banyak kemuliaan didalamnya, keutamaan beserta keberkahannya. Sangat disayangkan jika tidak  dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Bulan ramadhan ini diperuntukkan bagi kaum Muslim, standarnya adalah wajib. Yang tak menjalankan maka akan berdosa.

Menjalankan ramadhan adalah suatu kewajiban bagi setiap Muslim. Selain itu, jika kita mampu puasa dan sukses dalam menjalani ramadhan maka kita akan meraih ketakwaan. Sebagaimana firman Allah: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah:183).

Puasa ramadhan merupakan salah satu dari rukun Islam. “ Islam dibangun di atas lima tiang, syahadat laa ilaaha illa Allah dan Muhammad Rasulullah, menegakkan sholat, memberikan zakat dan puasa ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari dalil alquran dan hadits diatas menunjukkan bahwa puasa ramadhan itu adalah suatu keharusnya artinya wajib dilakukan, jika tidak akan berdosa. Boleh meninggalkan jika ada udzur (alasan) syar’i seperti sakit, haid bagi wanita, hamil dan menyusui. Namun diluar ramadhan dia wajib mengganti puasanya.

Akan tetapi, jika dia meninggalkan puasa ramadhan tanpa alasan maka akan berdosa. Miris dan sedih, jika melihat individu Muslim  ada yang tidak berpuasa. Dengan santainya mereka makan diwarung-warung yang ada, tanpa ada rasa malu. Apalagi jika mereka sehat-sehat saja, dan sudah mampu berpuasa, namun enggan berpuasa.  Hmm…

Padahal dosanya begitu berat. Orang yang meninggalkan puasa ramadhan dan meremehkannya akan mendapatkan siksa yang pedih di akhirat.

Dari Umamah albahili dia berkata aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “ketika aku sedang tidur, tiba-tiba ada  dua laki-laki yang mendatangiku. Keduanya memegang kedua lenganku, kemudian membawaku kesebuah gunung terjal. Keduanya  berkata kepadaku, “naiklah!” aku menjawab, “aku tidak mampu”. Keduanya berkata, “kami akan memudahkannya untukmu”. Maka aku naik. Ketika aku berada di tengah gunung itu, tiba-tiba aku mendengar suara-suara yang keras, maka aku bertanya, “suara apa itu?” mereka menjawab, “itu teriakan penduduk neraka”. Kemudian aku dibawa, tiba-tiba aku melihat sekelompok orang tergantung (terbalik) dengan urat-urat kaki mereka (disebelah atas), ujung-ujung mulut mereka sobek mengalirkan darah.  Aku bertanya, “mereka itu siapa?” mereka menjawab, “ mereka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum waktunya.” (HR.  Nasa’I,  Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah, Baihaqi, al-Hakim,  dan ath-Thabrani)

“Barangsiapa berbuka sehari (puasa) bulan ramadhan dengan sengaja, berpuasa setahun penuh tidak bisa menggantikannya.” (HR. Ibnu Hazm)

Itu hanya beberapa hadis yang menjelaskan tentang ancaman bagi orang yang tidak berpuasa di bulan ramadhan, namun, masih banyak hadis lain yang menjelaskan tentang balasan bagi orang-orang yang tidak berpuasa.

Oleh karena itu, berpuasa dibulan ramadhan harus dilaksanakan karena itu adalah kewajiban kita sebagai umat Muslim,  jika meninggalkan puasa ramadhan dengan sengaja tanpa udzur syar’i maka akan mendapatkan dosa. Maka dari itu, jika kita ingin selamat maka berpuasalah dibulan ramadhan, selain itu kewajiban kita,  kita juga akan mendapatkan pahala dari Allah dan mampu mendapatkan keberkahan-keberkahan yang ada. Salah satunya adalah dijamin masuk surga. Jika puasanya sunguh-sungguh.

Puasa ramadhan akan memasukkan kita ke dalam surga, abu Umamah ra. pernah berkata kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, perintahlah saya untuk mengerjakan suatu amalan yang dengannya, saya dimasukkan ke dalam surga.” Beliau bersabda: “ Berpuasalah, karena (puasa) itu tidak ada bandingannya.” (HR. Ibnu Abi Syaibah, Ahmad, Nasa’I, dan Ibnu Hibban)

Allah memberikan keistimewaan kepada kita jika menjalankan puasa dibulan ramadhan dengan menyediakan Surga Ar Rayyan. Sabda Nabi SAW: “Pintu Ar Rayyan hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang berpuasa, bukan untuk selain mereka. Bila pintu itu sudah dimasuki oleh seluruh rombongan ahli puasa ramadhan, maka tak ada lagi yang boleh masuk kedalamnya,” (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad).

Subhanallah. Semoga kita mampu menjalankan ibadah puasa ramadhan dan mampu meraih keberkahan, kemuliaan dan ampunan dari Allah. Aamiin.

#RamadhanBersamaRevowriter
#InspirasiRamadhan
#RamadhanBaper
#GerakanMedsosUntukDakwah
#JemariMenariMinah

Kamis, 17 Mei 2018

Ramadhan, Saatnya Bermesraan Dengan Alquran




Oleh: Minah, S.Pd.I
(Penulis Buku Antologi "Catatan Hati Muslimah Perindu  Surga)


Bulan Ramadhan adalah bulan alquran, yang diturunkan kepada manusia untuk menjadi petunjuk dan standar hidup manusia. Ramadhan merupakan bulan yang mulia, penuh keberkahan dan keistimewaan. Karena alquran diturunkan pada saat bulan ramadhan yang berkah dan pada saat malam yang mulia, lebih baik dari seribu bulan yakni Lailatul Qadr.

Alquran sangat luar biasa, karena alquran bukan sekedar kitab suci biasa. Tetapi, benar-benar merupakan firman Allah yang diturunkan kepada kekasihnya yaitu Rasulullah Muhammad saw. Jika  kita membaca alquran itu artinya kita sedang membaca kalam Allah. Allah berbicara dan berkomunikasi dengan kita. Subhanallah.

Alquran yang diturunkan oleh Allah  SWT adalah sebagai petunjuk bagi umat manusia dan tidak ada keraguan padanya. Ayat-ayatnya sungguh jelas dan pasti, sebagai penjelas dari petunjuk dan kebenaran, pemberi kabar gembira, pembawa peringatan, penerang serta pemberi cahaya menuju jalan lurus.


“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara haq dan batil)”. (QS al-Baqarah [2]: 185)

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr:1-5)

Membaca alquran memang benar-benar memberi efek yang luar biasa. Selain pahala yang berlipat ganda, efek sampingannya adalah ademnya hati ketika sedang membaca ataupun mendengarkannya. Bahkan bisa meneteskan air mata.

Nah, Semasa Rasulullah SAW, para sahabat menyelaminya dari lautan cahaya yang terhampar. Alquran merasuk dalam darah daging mereka. Mereka memahami Kitab Allah ini karena mengetahui kenikmatannya. Bagaimana tidak, mereka adalah pakar bahasa dan sastra. Karenanya, ketika mereka menemukan Alquran, mereka rasakan kehebatan yang mengagumkan, kesejukan yang sakral, ketakutan yang menjadikan kulit mereka gemetar. Mereka merasa lemah di hadapan Alquran yang sempurna dan mulia. Padahal mereka tergolong ahli kritik sastra. Mereka pun menyerah karena ketinggian bahasa yang mampu meluluhkan hati dan menghujam jiwa dengan kemukjizatannya. Akhirnya mereka tergerak bersamanya menuju alam yang kekal.

Subhanallah, sungguh dahsyat alquran itu, sebagai penyejuk hati, petunjuk dan kebenaran, pemberi kabar gembira, pembawa peringatan, penerang serta pemberi cahaya menuju jalan lurus.  Oleh karena itu, saatnya ramadhan ini, kita bermesraan dengan alquran. Membacanya dan memahami isinya. Namun, membacanya tidak hanya ramadhan saja, tetapi setelah ramadhan pun harus dibaca  dan pahami serta mengajarkan isinya. Harapannya dalam sehari bisa menuntaskan membacanya 1 juz,  jadi 1 bulan bisa  menuntaskan 1 alquran yakni tuntas 30 juz. Insyaallah. Sering-seringlah membaca alquran, semoga dimudahkan untuk mentadabburi alquran. Aamiin.

“Orang yang terbaik diantara kalian adalah orang yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari dari Utsman bin Affan r.a.).

“Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah, maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa “alif lam mim” adalah satu huruf. Akan tetapi Alif adalah satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim juga satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi dari Abdullah bin Mas’ud, dan hadits ini shohih).

“Orang yang mahir dengan Alquran akan bersama-sama dengan rombongan malaikat  yang mulia dan senantiasa berbuat baik. Dan orang yang membaca Alquran tapi terbata-bata dan sangat berat baginya, ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Muslim dari Aisyah, Ummul Mukminin. r.a).

“Sesungguhnya orang yang dalam hatinya tidak ada Alquran sedikitpun (yang dia hapal) bagaikan rumah yang akan roboh.” (HR. At-Tirmidzi, ia menshahihkannya. Dan ini adalah hadits shohih).

 Alquran akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafa’at (pembelaan). Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru, bahwa sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda: “Shaum dan Quran itu memintakan syafaat seseorang hamba di hari Kiamat nanti. Shaum berkata : Wahai Rabbku, aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Dan berkata pula alquran : Wahai Rabbku aku telah mencegah dia tidur di malam hari (karena membacaku), maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Maka keduanya diberi hak untuk memintakan syafaat.” ( HR Ahmad, Hadits Hasan)

#RamadhanBersamaRevowriter
#InspirasiRamadhan
#GerakanMedsosUntukDakwah

Mereguk Keutamaan Ramadhan



Oleh: Minah, S.Pd.I
(Muslimah Peduli Generasi dan Peradaban)

Pada Bulan ramadhan begitu banyak keutamaan-keutamaannya. Bulan yang penuh beragam kebaikan, keutamaan dan keberkahan. Obral pahala besar-besaran. Pahala kebaikan kita akan dilipatgandakan. Sangat disayangkan jika kita tida mereguk keutamaannya.

Keutamaan bulan Ramadhan ini telah disampaikan sendiri oleh Nabi saw dalam khutbah baginda Rasulullah saw, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibn Huzaimah dalam kitab Shahih-nya. Dalam khutbahnya, baginda menegaskan, bahwa Ramadhan adalah bulan yang agung dan penuh berkah. Di dalamnya terdapat satu malam yang nilai (amal shalih) di dalamnya lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai perbuatan sunnah.

Siapa saja yang mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan satu kebaikan,
maka nilainya sama dengan mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan lain. Siapa saja yang mengerjakan satu perbuatan wajib, maka nilainya sama dengan mengerjakan tujuh puluh kebaikan di bulan yang lain. Ramadhan juga merupakan bulan kesabaran, kesabaran itu balasannya surga. Ramadhan juga bulan tolong-menolong (ta’awun), dimana di dalamnya rezki seorang Mukmin akan bertambah. Siapa saja yang memberikan buka kepada orang yang berpuasa, maka itu akan menjadi maghfirah bagi dosa-dosanya, penyelamatnya dari api neraka dan ia memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa itu.

Menjalankan ramadhan adalah suatu kewajiban bagi setiap Muslim. Selain itu, jika kita mampu puasa dan sukses dalam menjalani ramadhan maka kita akan meraih ketakwaan. Sebagaimana firman Allah: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah:183).

Ramadhan adalah bulan alquran, karena pada bulan inilah Allah SWT menurunkan alquran bagi umat manusia, sebagai petunjuk dan penjelas bagi manusia. Yang membedakan yang haq dan yang batil serta menjelaskan jalan PetunjukNya. (QS. Al-Baqarah:185).

Pada bulan ramadhan, terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yakni lailatul Qadar. Sebagaimana tercantum didalam alquran surah alqadr.

Pada bulan ramadhan, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup serta setan-setan dibelenggu. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw: “ Jika datang bulan ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Allah memberikan keistimewaan kepada kita jika menjalankan puasa dibulan ramadhan dengan menyediakan Surga Ar Rayyan. Sabda Nabi SAW: “Pintu Ar Rayyan hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang berpuasa, bukan untuk selain mereka. Bila pintu itu sudah dimasuki oleh seluruh rombongan ahli puasa ramadhan, maka tak ada lagi yang boleh masuk kedalamnya,” (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad).

Puasa ramadhan sebagai perisai penghalang dari godaan hawa nafsu dan benteng yang kokoh dari siksa api neraka. Sabda Nabi, “ Puasa (ramadhan) merupakan perisai dan benteng yang kokoh dari siksa api neraka.” (HR. Ahmad dan Baihaqi).

Bau mulut orang yang berpuasa ramadhan di sisi Allah pada hari kiamat nanti lebih wangi dari bau minyak kesturi (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah SWT memberikan dua kebahagiaan bagi ahli puasa, yaitu bahagia saat berbuka dan pada saat bertemu dengan Allah kelak pada hari akhir. Sabda Nabi: “orang yang berpuasa mempunyai dua kebahagiaan, saat berbuka dan bertemu Allah.” (HR. Muslim)

Allah menjauhkan wajah orang yang berpuasa ramadhan dari siksa api neraka. Sabda Nabi: “Barangsiapa berpuasa satu hari dijalan Allah, dijauhkan wajahnya dari api neraka sebanyak (jarak) tujuh puluh musim.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad dan Nasa’I”

Allah SWT  memberikan  balasan langsung kepada orang-orang yang berpuasa. Sabda Nabi: “Setiap amalan  anak Adam, kebaikannya dilipatgandakan menjadi sepuluh hingga seratus kali lipat. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, kecuali puasa. Sesungguhnya, amalan puasa itu adalah (khusus) bagiKu  dan Aku yang akan memberikan pahalanya karena (orang yang berpuasa) meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Puasa ramadhan bisa menjadi penghapus dosa. Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa ramadhan karena keimanan dan mengharap pahala, dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR.Bukhari)

Puasa ramadhan akan memasukkan kita ke dalam surga, abu Umamah ra. pernah berkata kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, perintahlah saya untuk mengerjakan suatu amalan yang dengannya, saya dimasukkan ke dalam surga.” Beliau bersabda: “ Berpuasalah, karena (puasa) itu tidak ada bandingannya.” (HR. Ibnu Abi Syaibah, Ahmad, Nasa’I, dan Ibnu Hibban)

Puasa ramadhan akan memeberikan syafaat  pada hari kiamat.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru, bahwa sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda: “Shaum dan Quran itu memintakan syafaat seseorang hamba di hari Kiamat nanti. Shaum berkata : Wahai Rabbku, aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Dan berkata pula al-Quran : Wahai Rabbku aku telah mencegah dia tidur di malam hari (karena membacaku), maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Maka keduanya diberi hak untuk memintakan syafaat.” ( HR Ahmad, Hadits Hasan)


Subhanallah, begitu banyak keutamaan-keutamaan berpuasa dibulan ramadhan. Kita sebagai seorang Muslim harus meraih keutamaan tersebut. Jangan sia-siakan ramadhan kita. Berpuasa hanya mengharapkan ridho Allah dan yuk raih keutamaan ramadhan dengan sebanyak-banyaknya.

Rabu, 16 Mei 2018

Selamat Menjalankan Puasa Ramadhan 1439 H



Assalamu'alaikum wr wb.

Ramadhan  bulan berkah, yang didalamnya begitu banyak keutamaan dan kemuliannya.

Saya minah, ingin mengucapkan  Selamat menjalankan  puasa di bulan ramadhan ini 1439 H

Bulan suci ramadhan seharusnya menjadi momentum untuk menambah kuantitas amal dan kualitas amal kita. Oleh karena itu, yuk kita mengubah diri kita dengan Islam, dan tentunya tidak setengah-setengah, tapi kudu totalitas dengan tuntunan Islam.

Yuk, kita benahi diri kita untuk menjadi lebih baik mumpung bulan Ramadhan. Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba-hambaNya yang mendapat berkah, rahmat, dan ampunan. Jadi, jangan takut untuk berubah menjadi baik! Semoga ‘semangat’ Ramadhan ini bikin kita berhenti sama sekali dari perbuatan maksiat. Dan sebaliknya, kita getol beribadah. Aamin. So, jadikan ramadhan ini menjadi momentum kita menjadi lebih baik. maksiat jeda dengan totalitas serta yang ada senantiasa menjalankan aturan Islam secara totalitas atau menyeluruh. Senantiasa tunduk dan taat kepada Allah SWT.

Selamat menjalankan puasa ramadhan.

Selasa, 15 Mei 2018

Ramadhan Sebentar lagi, Yuk bergembiralah



Oleh: Minah, S.Pd.I
(Penulis buku Antologi “Catatan Hati Muslimah Perindu Surga”)

Tidak terasa Ramadhan akan segera tiba, sudah seharusnya kita bergembira untuk menyambut kedatangannya. Bulan yang penuh keberkahan, kemuliaan dan keutamaan.  Obral pahala besar-besaran.  Bulan suci ini, pahala kebaikan kita akan dilipatgandakan. Jika kita mengerjakan ibadah-ibadah sunnah, maka akan mendapatkan pahala sebagaimana ibadah wajib. Sementara ibadah wajib yang dilakukan akan dilipatgandakan (ada yang menjelaskan 70x lipat). Selain itu, puasa ramadhan juga dijanjikan Allah akan menghapuskan dosa-dosa kita yang lalu. Pada sepuluh malam teakhir akan ada door prize special berupa lailatul qodar yang lebih baik dari seribu bulan. Subhanallah, pantaslah kita harus bergembira akan datangnya bulan ramadhan.

Menjalankan ramadhan adalah suatu kewajiban bagi setiap Muslim. Selain itu, jika kita mampu puasa dan sukses dalam menjalani ramadhan maka kita akan meraih ketakwaan. Sebagaimana firman Allah:

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah:183)

Untuk menyambut bulan ramadhan, kita harus mempersiapkan beberapa hal yaitu: persiapan fisik, mental dan ilmu.

//Persiapan Fisik//

 Akfifitas dibulan ramadhan akan banyak yang dilakukan. Selain beraktifitas seperti biasa yaitu kerja, sekolah atau kuliyah. Sementara kita harus beribadah, tilawah quran, silaturahmi ke saudara-saudara, kajian Islam, sholat terawih dan ibadah-ibadah yang lain, oleh karena itu, kita harus persiapan fisik, tubuh dilatih untuk berolahraga, jalan-jalan pagi, dan istirahat  yang cukup.

//Persiapan Mental//

Untuk persiapan mental ini, susah–susah gampang, akan tetapi harus mampu. Karena banyak dari kita, sudah mampu menahan lapar dan haus. Namun, hawa nafsu terkadang kurang kendali. Masih saja ada yang tidak mampu menahan amarah padahal kita harus bersabar dalam menjalani puasa. Apalagi bagi perempuan yang suka gosip (membicarakan kejelekan orang lain) nah, disini kita harus berhati-hati agar lisan  terjaga dari membicarakan orang. Sejatinya, puasa tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi hawa nafsu juga harus bisa terkendalikan. Oleh karena itu, agar tidak membicarakan orang kita harus persiapkan mental dengan cara, menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat seperti mengkaji Islam, berkumpul dengan orang-0rang yang sholeh, banyak membaca alquran. Dengan begitu kita akan mendapatkan pahala dari kebaikan kita. Selama niat kita hanya ingin mendapatkan ridho Allah.

//Persiapan Ilmu//

Selain persiapan fisik dan mental, kita juga butuh persiapan ilmu karena ini sangat penting. Kita menginginkan puasa kita tidak sia-sia, sangat disayangkan jika kita puasa tapi malah sia-sia dan tidak mendapatkan pahala, oleh sebab itu, kita butuh persiapan ilmu. Dengan ilmu, maka kita akan berupaya agar menjalani puasa dengan niat hanya karena Allah bukan karena yang lain. Untuk menambah ilmu yang bermanfaat, bisa dengan menghadiri kajian-kajian Islam dengan begitu, kita akan tahu apa saja yang membuat puasa kita diterima, dan hal-hal yang membatalkan puasa atau mengurangi pahala puasa. Semua itu akan kita paham jika tahu ilmunya dengan mengkaji Islam.


//Puasa Menjadi Ladang Pahala//

Puasa tidak sekedar menahan lapar dan dahaga, tetapi, kita harus mampu menahan hawa nafsu dan meninggalkan kemaksiatan. Berusaha untuk menjalankan puasa dengan ikhlas serta memperbanyak amal sholeh. Sholat terawih,  setiap hari isi dengan membaca alquran.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru, bahwa sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda: “Shaum dan Quran itu memintakan syafaat seseorang hamba di hari Kiamat nanti. Shaum berkata : Wahai Rabbku, aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Dan berkata pula al-Quran : Wahai Rabbku aku telah mencegah dia tidur di malam hari (karena membacaku), maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Maka keduanya diberi hak untuk memintakan syafaat.” ( HR Ahmad, Hadits Hasan)


//Khutbah Rasulullah Menjelang Bulan Ramadhan//

Untuk menambah semangat kita dalam menjalankan puasa di bulan ramadhan, mari simak hadits yang berisi khutbah Rasulullah SAW. menjelang bulan Ramadhan. Khutbah ini diriwayatkan Imam Ali r.a:

“Wahai manusia, sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah yang membawa berkah, rahmat, dan maghfirah, bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama, malam-malam di bulan Ramadhan adalah malam-malam yang paling utama, jam demi jamnya adalah jam yang paling utama.

“Inilah bulan yang ketika engkau diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Pada bulan ini napasmu menjadi tasbih, tidurmu menjadi ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah, Rabb-mu dengan hati yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shaum dan membaca kitab-Nya. Sungguh celakalah orang yang tidak mendapatkan ampunan Allah pada bulan yang agung ini.


“Kenanglah rasa lapar dan hausmu sebagaimana kelaparan dan kehausan pada hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakan orangtuamu. Sayangilah yang muda. Sambungkanlah tali persaudaraan. Jaga lidahmu. Tahan pandangan dari apa yang tidak halal kamu memandangnya. Dan tahan pula pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarkannya.

 “Wahai manusia! Barang siapa diantaramu memberi makan untuk berbuka kepada kaum Mukmin yang melaksanakan shaum di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. Para sahabat bertanya, ‘Kami semua tidak akan mampu berbuat demikian.’ Lalu Rasulullah melanjutkan khutbahnya. Jagalah diri kalian dari api neraka walau hanya dengan sebiji kurma. Jagalah diri kalian dari api neraka walau hanya dengan setitik air.

“Wahai manusia! Barang siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini, dia akan berhasil melewati shiraatalmustaqim, pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Barang siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya dan membantunya di bulan ini, maka Allah akan meringankan pemeriksaannya di hari kiamat.

“Barang siapa yang menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murkanya pada hari dia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa yang memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya di hari berjumpa dengan-Nya, dan barang siapa yang menyambungkan tali silaturahmi di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari dia berjumpa dengan-Nya. Dan barang siapa yang memutuskan silaturahmi di bulan ini, Allah akan memutuskan dia dari rahmat-Nya.

“Siapa yang melakukan shalat sunnah di bulan Ramadhan, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barang siapa yang melakukan shalat fardhu, baginya ganjaran seperti 70 salat fardu di bulan yang lain.

“Barang siapa yang memperbanyak salawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barang siapa yang pada bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama dengan mengkhatamkan Al-Quran di bulan-bulan yang lain.

Lalu Amirulmukminin Ali bin Abi Thalib berdiri dan berkata: ‘Ya Rasulullah, amal apa yang paling utama di bulan ini.’ Rasul yang mulia menjawab, ‘Ya Abul Hasan, amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah Swt.”

Subhanallah, semoga ini menjadi penyemangat kita untuk bergembira menyambut bulan ramadhan, semakin semangat meningkatkan amal sholeh serta menjalankan bulan ramadhan. Jangan hanya mendapat lapar dan dahaga saja saat menjalankan bulan ramadhan. Akan tetapi, Raihlah ampunan Allah yang seluas langit dan bumi itu. Selamat berjuang di bulan Ramadhan nanti untuk mendapat predikat muttaqin, orang yang bertakwa. Selamat menyambut bulan ramadhan. Serta bergembiralah untuk menyambutnya.



 Note: Tulisan ini beberapa hari lalu dimuat di media radar Indonesia news.

Bismillah  semoga bermanfaat