Selasa, 22 Mei 2018

Berpuasa Yang Sia-sia, Pahala Hilang Tak Berbekas



Oleh: Minah, S.Pd.I

Berpuasa ramadhan adalah suatu kewajiban. Namun, tidak jarang dari kita, ada yang  berpuasa tapi sia-sia. Sekadar  menahan haus dan lapar namun tidak bernilai apa-apa dihadapan Allah.

Berpuasa sejatinya upaya untuk menahan diri dari makan, minum, berhubungan suami istri, menahan hawa nafsu dari terbit fajar yang disertai dengan niat telah dianggap sebagai orang yang berpuasa.

Berpuasa tidak otomatis mendatangkan pahala bagi yang menjalankannya, sebab kesempurnaan puasa hanya mungkin dengan cara menjauhi hal-hal yang dilarang dan dari perkara yang diharamkan. Sehingga orang yang berpuasa  apabila ingin  puasanya sempurna, maka harus menahan diri dari perkara-perkara yang merusak puasanya serta harus menjauhi puasa yang sia-sia. Walaupun kita lihat, masih banyak yang berpuasa tapi hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja. Disini kita harus intropeksi diri agar puasa yang kita lakukan tidak sia-sia.

Puasa yang sia-sia adalah puasa yang tidak menghasilkan (pahala)apapun selain lapar, dahaga dan kepayahan. Dan inilah yang banyak dilakukan sebagian umat Muslim.
“Betapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apapun dari puasanya itu selain lapar dan dahaga saja.” (HR. Thabrani)

Perkara yang mampu merusak dan membatalkan puasa yaitu semua kemaksiatan atau dosa baik dosa kecil maupun besar. Beberapa diantaranya adalah:

//Dosa Mata//
Banyak  Muslim yang berpuasa tetapi tidak bisa menahan diri atau menjaga pandangan dari hal-hal yang diharamkan. Misal: memandang aurat yang bukan mahramnya, melihat gambar porno atau tidak senonoh, dll. Ini bisa merusak puasa bahkan pahala puasanya akan hilang tak berbekas. Karena sejatinya menjaga pandangan adalah suatu kewajiban. Tertera dalam alquran surah an-Nur:30-31

//Dosa Lisan//
Berpuasa yang tidak dibarengi dengan menahan diri dari membicarakan keburukan orang lain (ghibah), berkata kotor dan keji seperti menyebar tuduhan palsu, berbohong dll. Ini akan merusak puasanya bahkan tidak mendapatkan pahala. Padahal puasa itu adalah perisai.

“Puasa itu adalah perisai. Karena itu, jika salah seorang dari kalian berpuasa, janganlah ia berkata-kata kotor/jorok dan berdusta.” (HR. Ahmad)

“Puasa itu bukan hanya  menahan makan dan  minum saja, tetapi juga menahan diri dari perkataan sia-sia dan jorok.” (HR. Ibnu Majah dan al Hakim)
//Dosa Telinga//
Dosa telinga, saat yang berpuasa mendengar kata-kata kotor, keburukan orang lain serta mendengarkan lagu-lagu yang mengantarkan kepada maksiat, ini akan merusak pahala dan sia-sia. Yang seharusnya ditinggalkan. Karena Islam mengajarkan kita untuk mendengarkan yang baik dan jauh dari keburukan. Mendengarkan lantunan ayat-ayat alquran dll. yang akan mengantarkan kita kepada kebaikan.

//Dosa Tangan//
Menyentuh, merangkul bahkan memeluk orang yang bukan mahram, memukul orang lain tanpa alasan, mencuri dll. Ini juga akan merusak pahala dan bahkan menghilangkan pahala dari puasanya.

// Dosa Kaki//
 Saat melangkahkan kaki ke tempat-tempat yang memungkinkan dirinya terjerumus dalam kemaksiatan.

 // Dosa Anggota Tubuh Lainnya//
Ini mencakup perbuatan yang mengantarkan dosa. Seperti mengumbar aurat, berkhalwat (berduaan dengan yang bukan mahram), berikhtilat (campur baur antara laki-laki dan perempuan), melakukan transaksi ribawi, suap menyuap, korupsi, melakukan dosa besar yakni berzina atau membunuh, serta menzalimi orang lain dll.

Dari perkara-perkara diatas sudah seharusnya kita tinggalkan agar puasa kita tidak sia-sia. Ibnu Rajab al Hanbali bertutur, “ Ketahuilah, amalan bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT dengan meninggalkan berbagai syahwat yang halal di luar ramadhan ( makan, minum atau berhubungan suami istri) tidak akan sempurna hingga seseorang meninggalkan perkara yang Allah SWT  larang seperti berdusta, bertindak zalim serta bermusuhan dengan sesama manusia dalam masalah darah, harta dan kehormatan.” (Latha’if al Ma’rif, 1/168)

Jabir bin Abdillah juga bertutur, “ Jika kamu berpuasa, hendaklah pendengaran, penglihatan dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram. Janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibalah dari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari-hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja.”

Oleh  karena itu, Berpuasalah sesuai yang Allah perintahkan. Jauhkan dari hal-hal yang sia-si. Tinggalkan perkara-perkara yang diharamkan. Agar puasa tidak sia-sia dan tidak hilang pahalanya. Semoga kita mampu menjalankan puasa dengan sempurna dan syar’i sehingga Allah ridho dengan puasa yang kita jalankan dan bernilai pahala dihadapan Allah. Aamiin.

0 komentar:

Posting Komentar