Oleh: Minah, S.Pd.I
Perkembangan teknologi dan komunikasi memberikan tantangan dalam pendidikan anak zaman sekarang. Anak-anak berada di dunia milenial, dimana dia dikepung dari berbagai informasi positif dan negatif. Tontonan dan tayangan yang berseliweran susah untuk disaring.
Disini orang tua harus bijak dalam menyikapi dunia digital, harus memiliki kesadaran akan dunia ini sehingga bisa mengambil keputusan-keputusan yang nantinya akan mendapatkan manfaat untuk mempermudah segala urusan hidup. Jangan sampai orang tua yang justru menjadi pelopor kerusakan anak-anak dengan memfasilitasi sarana digital.
Dunia pendidikan juga butuh dunia maya untuk mendapatkan berbagai informasi, ilmu dan sarana lainnya untuk lebih cepat mengakses dan lebih mempermudah urusan. Namun, orang tua juga harus cermat dalam menghadapi teknologi yang seharusnya dapat mengantarkan anak-anaknya tercerahkan dengan agamanya.
Setiap zaman akan berbeda bentuk kehidupannya. Karena itu, sebagai orang tua harus mempersiapkan anaknya dalam pendidikan yang terbaik untuk zamannya. Karena setiap zaman memiliki tantangan tersendiri yang akan dihadapi oleh setiap anak. Teringat akan pesan dari Ali bin Abi Thalib ra. “didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu.”
Mendidik anak sesuai zaman itu bukan berarti mendidik mengikuti zaman. Akan tetapi, orang tua harus cerdas dalam mendidik anak-anaknya agar tidak terjerumus dalam kerusakan dan ancaman. Mendidik dalam kebaikan agar anak memiliki ilmu dan pengetahuan. Dan terpenting memiliki aqidah atau keimanan. Karena itu, sejak dini harus mendapatkan didikan yang baik.
Anak adalah amanah dari Allah SWT dan merupakan titipan yang harus diperlakukan dengan baik. Oleh karena itu, orang tua harus tahu bagaimana cara merawat dan mendidik anak-anaknya dengan baik sesuai dengan pandangan Islam. Dari amanah tersebut orang tua harus bisa menunaikan hak-hak anak dengan baik. Salah satu diantaranya adalah hak untuk mendapatkan pendidikan yang baik dari orang tuanya.
Hak ini sudah ada sejak anak lahir bahkan sebelum mereka lahir. Oleh karena itu, orang tua berkewajiban untuk menunaikan hak anak dengan baik sesuai tuntunan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Pendidikan dalam keluarga sangat penting dalam mengarahkan anak-anaknya. Dalam keluarga mereka dibina untuk menjadikan pribadi yang bertakwa. Disinilah peran orang tua sangat penting. Kedua orang tua mempunyai pengaruh yang besar bagi pertumbuhan anak-anaknya. Oleh karena itu, sangat penting sekali keterlibatan orangtua terhadap anaknya.
Setiap anak terlahir dalam keadaan suci, bersih dan tidak ada noda. Orang tualah yang membuat fitrahnya itu ternoda. Allah memberikan kemudahan dalam menerima aqidah Islam dalam pendidikan. Oleh sebab itu, tugas orang tua adalah menjaga fitrah anak tetap dalam kebersihan dan kesucian. Orang tua mendidik anak agar taat kepada Allah SWT.
Anak adalah harapan masa depan dan untuk kehidupan akhirat. Apa yang kita berikan pada anak, hasilnya bukan saja untuk dinikmati saat di dunia, tapi bahkan hingga akhirat. Jika kita mendidiknya dengan benar, maka anak bisa menjadi anak sholeh atau anak yang baik. doa anak sholeh adalah pahala yang terus mengalir kepada kedua orang tua walaupun orang tua sudah meninggal.
Tentu setiap orang tua menginginkan anak-anaknya menjadi sholeh dan cerdas. Akan tetapi sekadar ingin saja itu belum cukup, harus ada kerja keras untuk mendidik anak-anaknya. Namun, kerja keras saja belum cukup, perlu kecerdasan. Orang tua harus cerdas sebelum membuat anaknya cerdas. Oleh karena itu, orang tua juga butuh ilmu agar mampu mendidik anaknya. Mendidik anak diera milenial ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena mendidik anak zaman sekarang butuh waktu yang ekstra untuk memahamkam. karena tidak sedikit orang tua belum memahami cara mendidik anak yang benar.
Kewajiban seorang ibu dalam rumah tangga suaminya sekaligus pengasuh, pemelihara dan pendidik pertama anak-anaknya. Hal inilah yang mendorong setiap perempuan harus menyadari bahwa tanggungjawabnya untuk memenuhi dan menyempurnakan perannya sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya.
Namun, seringkali menjadi ibu sebuah keluhan, ketidakberdayaan, beban ketika mengantarkan anak-anak menjadi anak-anak yang soleh, cerdas dan sehat. Karena memang meraih anak-anak unggul bukanlah pekerjaan yang mudah jika tidak diiringi ilmu yang memadai, mengelola dan semangat yang terus menerus.
Seorang ibu mendidik anaknya sejak dalam kandungan. Jadi sejak anak dalam kandungan sudah mulai mendapat ilmu. Islam memberikan arahan kepada umatnya untuk menjalani proses belajar sejak kecil. Tidak hanya ketika manusia lahir ke dunia, namun sejak janin berada dikandungan ibu. Ketika anak dalam kandungan, ibu mulai menerapkan pendidikan pada anaknya. Dengan membiasakan perilaku-perilaku yang baik, berbahasa santun, membelai bayi melalui perutnya. Serta mengajaknya berbicara.
Sejak ibu mengandung hendaklah harus makan makanan yang halal dan sehat. Serta senantiasa memanjatkan doa agar Allah Ta’aala meridhoi dirinya dan anaknya yang akan dilahirkan. Seorang ibu berusaha menjalankan kewajiban-kewajiban dan menambahkan amalan-amalan sunnah untuk mendekatkan dirinya kepada Allah. dan akhlaknya terjaga untuk memberikan keteladanan kepada janinnya dengan sabar, dan tidak mengeluh apabila menghadapi kesulitan pada masa kehamilan.
Sejak kecil anak-anak diajari untuk berbuat kebaikan, menutup aurat, beribadah dan kewajiban-kewajiban yang lain. Ketika anak berenjak baligh, anak pun harus dididik dengan baik, apalagi di era milenial ini, teknologi semakin canggih, sudah seharusnya anak dihindari dari hp atau gadget. Tontonan-tontonan pun harus dihindari jika itu tidak baik bagi anak. Karena orangtua harus bisa mengawasi dan mendampingi anak-anaknya dari hal-hal yang berbahaya.
Begitu besar peran seorang ibu, dia adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Perilaku seorang ibu, anak menerima keteladanan. Kasih sayang ibu menjadi jaminan awal untuk tumbuh kembangnya anak secara baik dan aman. Oleh karena itu, anak sangat butuh ilmu sejak kecil. Dengan begitu anak bisa tumbuh menjadi anak sholeh dan baik. Sehingga jika anak berenjak dewasa dan berada di era digital ini, maka dia berupaya memanfaatkan digital dengan sebaik mungkin. Dia akan mampu menghadapi zamannya. Mampu membedakan yang baik maupun buruk.
Jadi, tugas orang tua adalah mempertahankan nilai-nilai agama bagi buah hati dengan memperhatikan perkembangan zaman. Sehingga pendidikan berjalan tepat sesuai dengan kondisi tumbuh kembang anak. Karena mendidik anak di era digital ini, harus bisa mewujudkan kepribadian Islamnya hingga di puncak ketangguhannya, agar anak paham pemanfaatan teknologi baginya dan sejauh mana teknologi itu dapat merusak kepribadian Islamnya. Maka diperlukan peran orang tua dalam mendidik anak-anaknya.
#Revowriter
#GerakanMedsosUntukDakwah
#PemudaBangkitDenganIslam
#JemariMenariMinahMahabbah
#SenaraiMinah #GoresanPenaMinah







Jadi apakah kita sebagai orang tua harus 24 jam mengawaso anak kita ketika bermain gawe bu?
BalasHapusMohon diskusinya
Tidak harus 24 jam bu. Harus ad batasan ketika bermain. Ortu sebisa mungkin untuk mengontrol dan mengawasinya
BalasHapus